Monday, 9 January 2017

Wali Paidi 26


Wali paidi menyeleseikan pembacaan tahlilnya tepat adzan magrib berkumandang, wali paidi berjalan mundur ketika keluar dari makam, dia lansung menaiki sepedanya mencari masjid terdekat, wali paidi mengikuti adzan yg didengarnya, dia berniat untuk sholat dimasjid terdekat, tapi semakin wali paidi mendekat suara adzan itu terdengar semakin menjauh, akhirnya wali paidi memutuskan untuk putar balik mencari masjid yg lain, wali paidi merasa masjid yg dituju tidak mau menerimanya,  
Wali paidi menyusuri jalan ke arah alun2 kota malang, dia berjalan pelan, bersiap kalau ada masjid yg dilaluinya dia akan berhenti, Ketika wali paidi berada didepan rumah makan cairo ( resto menu timur tengah ) hatinya menyuruhnya untuk belok kiri, setelah berjalan 20 meteran wali paidi melihat ada masjid di sebelah kiri jalan, masjid tersebut posisinya agak masuk kedalam, wali paidi memasukkan sepedanya dan parkir dihalaman masjid, terlihat sebagian jamaah sudah keluar dari masjid karena sholat magrib sudah selesei dilaksanakan, wali paidi melangkah masuk mencari kamar kecil, lalu keluarlah seorang yg kulitnya agak hitam dan berambut agak gondrong dari dalam masjid, orang tersebut seakan menyambut wali paidi,
" mungkin orang ini tukang becak, melihat dari sarungnya yg ngelinting dan baju kokonya yg putih lusuh dan mangkak " bathin wali paidi  
Tapi betapa kagetnya wali paidi, ketika dia bertanya kepada orang tersebut dimana letak kamar kecil, wali paidi melihat dg jelas wajah orang tersebut ketika menunjukkan arah ke kamar kecil, ternyata orang yg dikiranya tukang becak ini adalah seorang habib, dilihat dari sorot matanya dan wajahnya,  
Wali paidi kekamar kecil dg perasaan tidak tenang, dia merasa berdosa karena mengira habib tsb sebagai tukang becak, wali paidi berniat sehabis dari kamar kecil akan meminta maaf kepadanya, Tapi ketika wali paidi selesei berwudlu dan mau masuk ke masjid, habib yg dimaksud sudah tidak ada, wali paidi mencarinya di parkiran tidak ada, dan mencarinya didalam masjid juga tidak ada, wali paidi merasa menyesal krn gampang menyangka buruk kepada orang lain, gampang menilai seseorang dari tampilan luarnya.  
Wali paidi tidak tenang ketika melaksanakan sholat magrib, dia meminta kepada Allah didalam sholatnya untuk dipertemukan dg habib tsb, ketika wali paidi mengakhiri sholatnya dg mengucapkan salam, dan ketika dia mengucapkan salam yg kedua dg menoleh kekiri, dilihatnya habib yg dicarinya sudah berdiri disamping kirinya, wali paidi berniat mendekat mau mencium tangannya, tapi habib muda tersebut lansung lari keluar dari masjid menuju jalan raya terus hilang entah kemana....
" subhanallah ternyata dikota malang yg hiruk pikuk ini masih ada kekasih Allah yg berseliweran, seharusnya aku tadi minta kepada Allah tdk hanya bertemu tapi juga minta bisa diberi kesempatan untuk mencium tangannya..." bathin wali paidi  
Setelah berdzikir sebentar, datanglah seorang pemuda pengurus masjid mendekatinya sambil memberi secangkir teh jahe kepadanya, dan wali paidi melihat banyak habib2 sepuh mulai berdatangan memasuki masjid, rupanya sehabis magrib dimasjid ini diadakan rutinan membaca ratibul haddad, 
wali paidi berniat untuk keluar, karena dia merasa tidak pantas mengikuti acara tersebut, melihat yg datang semuanya berjubah, sedang dirinya bercelana jean dan berkaos oblong hitam dg gambar gus dur yg tertawa
Ketika wali paidi berdiri, dia mendengar suara tanpa wujud yg berkata kepadanya
" kamu mau pergi kemana, apakan kamu tidak malu, menolak undangan Nabi Muhammad..."  

Wali paidi duduk kembali, mengurungkan niatnya untuk keluar masjid, dia mengikuti pembacaan ratibul haddad itu sampai selesei, wali paidi merasa malu sekali kepada habib2 sepuh yg hadir dimajlis, terutama kepada Nabi Muhammad yg mengundangnya....

BERSAMBUNG …

No comments:

Post a Comment