Dengan bersandarkan tembok
wali paidi menikmati kopinya, sesekali dia menyedot rokoknya,
“ Allah…Allah….Allah….”
dzikir wali paidi mengiringi hembusan rokoknya
Wali paidi mendoakan seluruh
masyarakat dikampungnya, seluruh teman-temanya, guru-gurunya dan semua yg
berhubungan dgnya, wali paidi bersiap-siap mau mengunjungi saudaranya yg baru
mempunyai anak.
Setelah merasa cukup ngopi
dan merokoknya wali paidi mengeluarkan motor dan mempersiapkan segala keperluan
kalau hujan turun, dan berangkatlah wali paidi ke rumah saudaranya
Wali paidi sebulan ini
diberi karomah oleh Allah berupa kilatan-kilatan kejadian2 yg akan terjadi
dikemudian hari, orang jawa mengistilahkan “ weruh sak durunge winarah “ ,
repot juga sekarang jadinya, karena wali paidi kadang2 keceplosan omong,
mengatakan sesuatu yg belum terjadi kepada orang2 disekitarnya
Dan ketika ada istri dari
saudaranya ( teman seperjuangan wali paidi ) ini hamil, wali paidi mendapat
kilatan cahaya dihatinya kalau anak dari saudaranya ini laki2, tapi saudaranya
ini bilang kalau istrinya habis di USG dan hasilnya kalau calon anaknya ini
perempuan, wali paidi sangat menghormati saudaranya ini, karena dialah yg
memperingatkan wali paidi kalau dia mulai salah arah, wali paidi hanya diam
setelah diberitahu oleh saudaranya ini, saudaranya ini lalu berkata lagi
“ kalau anakku lahir laki
di….kelak dia akan jadi wali besar…”
Wali paidi tersenyum, dalam
hati dia berkata : “ saudaraku ini memang lucu dan aneh, katanya perempuan
doanya seakan calon anaknya ini laki hehehe…”
“ Amin…amin…amin….” Wali paidi
dg sepenuh hati mengamini
“ tapi calon anakku ini
perempuan di…. “ katanya kpd wali paidi
“ ha…ha…ha…..” wali paidi
hanya bisa tertawa melihat semua ini
Dan kemarin wali paidi
mendengar kalau anak dari saudaranya ini telah lahir, dan anaknya ternyata
laki, wali paidi ikut bergembira mendengar khabar ini,
Wali paidi sampai di rumah
saudaranya ini sehabis magrib, dan ternyata ibunda dari saudaranya ini ada
disana, dan yg membuat wali paidi terkejut ternyata mas kiai guru wali paidi
juga berada disitu
“ baru datang di…” Tanya mas
kiai
“ inggih mas….” Jawab wali
paidi
“ saudaramu masih menemui
para tamu dari saura dekat sekitar sini, kamu sama aku ada…” ucap mas kiai,
Lalu mas kiai berdiri menuju
sebuah kamar, dan wali paidi mengikutinya, sesampai dikamar mas kiai menyalakan
tivi, dan duduk bersila
“ duduk sini di…sebentar
lagi kopinya akan datang” ucap mas kiai
Wali paidi duduk disamping
mas kiai, melihat tivi berdua, setelah memindah-mindah chanel akhirnya di
temukan film action barat yg bagus.
“ wah iki film apik di…”
ucap mas kiai dg gembira
Wali paidi hanya diam, wali
paidi sebenarnya suka dg film itu, tapi wali paidi sudah pernah melihatnya dan
tahu dg akhir ceritanya
“ gak suka dg film ini di…”
Tanya mas kiai
“ ndak mas…” jawab wali
paidi berterus terang, karena percuma kalau ngomong ditutup-tutupi
“ mengapa…” Tanya mas kiai
lagi
“ karena sudah tahu jalan
ceritanya…” jawab wali paidi lagi
Lalu dua cangkir kopi datang
diantarkan kpd mereka, mas kiai membuka tutup cangkir kopinya dan menghirup
aromanya, tampak wajah yg begitu bersyukur terlukis diwajah mas kiai, lalu mas
kiai menaruh cangkirnya dan berkata :
“ ya begitulah kalau sudah
tahu akhir ceritanya di…, walaupun film yg kau lihat itu bagus akan terlihat
membosankan, makanya ketika Allah memberiku kilatan cahaya kejadian2 yg akan terjadi
dimasa mendatang, aku meminta kepada Allah untuk menutupnya kembali, karena
hidup ini akan gak asyik dan membosankan…..”
“Ha….ha…ha…ha….” wali paidi
dan mas kiai tertawa,
“ ha…ha…ha…ha….” Mereka
tertawa lagi, tahu sama tahu
“ begitu juga dg saudara
kita yg baru punya anak ini, dia sebenarnya bisa melihat jenis kelamin anaknya,
tapi dia tidak mau, biar jadi kejutan begitu katanya ..” ucap mas kiai
“ inggih…..inggih….hahaha…”
ucap wali paidi
“ kasihan orang2 yg
disekitarmu di…kalau kamu tidak minta kpd Allah untuk menutupnya….” Kata mas
kiai
“ inggih mas…..” jawab wali
paidi dan mulai berdoa kpd Allah untuk menutup kilatan cahaya karomah dihatinya
No comments:
Post a Comment