Seperti kita sudah ketahui
bahwa kendaraan baik mobil atau pun sepeda motor pabrikan sekarang
ini sudah semenjak beberapa tahun terakhir memproduksi kendaraan
terbarunya menggunakan system injeksi sebagai pemasukan bahan bakarnya.
Tentunya berbagai macam cara dan usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar
gas buang beracun yang dihasilkan oleh mesin-mesin kendaraan bermotor seperti
penggunaan BBM bebas timbal, penggunaan katalis pada saluran gas buang, dll.
Sebagaimana mesin 2 langkah yang harus digantikan oleh mesin 4 langkah, sistem
karburasi manual akhirnya juga akan digantikan oleh sistem karburasidigital,
system injeksi ini perlahan tapi pasti akan menggantikan sistem yang sudah lama
bertahan yaitu karburator (karburasi manual).
Memang banyak keuntungan
dengan system injeksi ini diantaranya :
1. Pembakaran
lebih sempurna
2. Mengurangi
sekecil mungkin gas-gas beracun dari hasil pembakaran
3. Hemat
pemakaian bahan bakar
4. Tenaga
mesin yang dihasilkan lebih bertenaga
Sebelum saya bahas tentang
EFI mari kita lihat secara sepintas system pemasukkan dengan system karburasi
yang menggunakan karburator.
Karburator
Fungsi Karburator
diantaranya adalah untuk mencampur campuran bahan bakar dengan udara
sebelum campuran tersebut masuk kedalam ruang bakar/silinder.
Prinsip
Kerja
Pada saat langkah hisap, torak
bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB) dan throttle
valve terbuka, udara di intake manifold terhisap ke dalam
silinder maka di venturi terjadi tekanan yang rendah bila dibandingkan dengan
ruang pelampung. Akibat perbedaan tekanan ini, bensin pada ruang pelampung akan
mengalir ke venturi, kemudian bensin tersebut akan tercampur dengan udara dari
air horn dan masuk ke silinder.
Sifat-sifat
Karburator :
1. Perbandingan bahan
bakar dan udara yang variabel
2. Sensitif terhadap air
filter yang kotor, tinggi rendahnya bahan bakar di ruang pelampung,
penyumbatan jet udara pada spuyer
Karburator
pada dasarnya kekuranganya adalah :
1. Tidak menjamin campuran udara dan
bensin yang tepat dan tetap.
2. Tidak memiliki alat-alat penambahan /
pengurangan bahan bakar, untuk keperluan mesin pada berbagai kecepatan.
3. Tidak ada alat untuk start dalam
keadaan dingin.
4. Tidak ada alat untuk menambah bensin
pada waktu dibutuhkan tenaga
5. Gas hasil dari pembakaran mengandung
gas beracun
Kontruksi Sistem EFI
Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat
dibagi menjadi tiga bagian/sistem utama, yaitu;
1. sistem
bahan bakar (fuel system),
2. sistem
kontrol elektronik (electronic control system), dan
3. system
induksi/pemasukan udara (air induction system)
Ketiga sistem utama ini akan
dibahas satu persatu di bawah ini. Jumlah komponen-komponen yang terdapat pada
sistem EFI bisa berbeda pada setiap jenis mesin. Semakin lengkap komponen
sistem EFI yang digunakan, tentu kerja sistem EFI akan lebih baik sehingga bisa
menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih optimal pula. Dengan semakin
lengkapnya komponen-komponen sistem EFI (misalnya sensor-sensor), maka
pengaturan koreksi yang diperlukan untuk mengatur perbandingan bahan bakar dan
udara yang sesuai dengan kondisi kerja mesin akan semakin sempurna.
Macam
macam sistem dalam EFI :
Mesin
Mobil EFI Tipe D
Pada sistem injeksi tipe D,
pengukuran tentang udara yang dihisap mesin menggunakanVacuum sensor yang
mendeteksi kevacuuman di dalam Intake Manipold, alat sensor ini di kenal
dengan MAP sensor atau Manipol Absolute Pressure. Besarnya tingkat kevacuuman
yang terdapat pada intake manipold di informasikan ke ECU untuk
menentukan banyak sedikitnya BBM yang di injeksikan melalui Injektor.
Contoh mobil Toyota yang menggunakan mesin EFI tipe D adalah Avanza, Terios,
Rush
Mesin
Mobil EFI tipe L
Sedangkan pada sistem EFI
tipe L, banyak dan sedikitnya udara yang masuk di ukur menggunakan air
flow meter,informasi banyak sedikitnya udara yang melewati Air flow meter ini
diteruskan ke ECU untuk memberikan banyaknya suplai BBM yang akan diinjeksikan
melalui injektor. Contoh mobil yang memakai sistem EFI tipe L adalah
Toyota Soluna, Toyota Vios, Toyota Yaris, Toyota Kijang Innova, dan Toyota
Corolla
Perbedaan
EFI tipe D dan EFI tipe L
Perbedaan utama EFI tipe D
dan EFI tipe L adalah Mobil EFI tipe D menggunakan MAP sensor yang terhubung
dengan selang ke Intake Manipold setelah Throttle body dan
Mobil EFI Tipe L menggunakan Air Flow Meter atau MAF (Mass Air Flow)
yang di tempatkan sebelum throttle body
Konstruksi
Mesin EFI
A. Sistem Bahan Bakar
Komponen-komponen yang
digunakan untuk menyalurkan bahan bakar ke mesin terdiri dari tangki bahan
bakar (fuel pump), pompa bahan bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel
filter), pipa/slang penyalur (pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel
pressure regulator), dan injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar
ini berfungsi untuk menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan
menyemprotkan/menginjeksikan bahan bakar.
Adapun fungsi masing-masing
komponen pada sistem bahan bakar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Fuel suction filter;
menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar.
2. Fuel pump module;
memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke injektor.
Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan
mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu
walaupun kondisi mesin berubah-ubah.
3. Fuel pressure regulator;
mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran bahan bakar agar
tetap/konstan. Contohnya pada Honda Supra X 125 PGM-FI tekanan dipertahankan
pada 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi). Bila bahan bakar yang dipompa menuju
injektor terlalu besar (tekanan bahan bakar melebihi 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43
psi)) pressure regulator mengembalikan bahan bakar ke dalam tangki.
4. Fuel feed hose; slang
untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju injektor. Slang dirancang
harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa dengan tekanan minimal sebesar
tekanan yang dhasilkan oleh pompa.
5. Fuel Injector; menyemprotkan
bahan bakar ke saluran masuk (intake manifold) sebelum, biasanya sebelum katup
masuk, namun ada juga yang ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan
oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur
oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic Control
Unit).
Terjadinya penyemprotan pada
injektor adalah pada saat ECU memberikan tegangan listrik ke solenoid coil
injektor. Dengan pemberian tegangan listrik tersebut solenoid coil akan
menjadi magnet sehingga mampu menarik plunger dan mengangkat needle valve (katup
jarum) dari dudukannya, sehingga saluran bahan bakar yang sudah bertekanan akan
memancar keluar dari injektor.
B. Sistem Kontrol Elektronik
Komponen sistem kontrol
elektronik terdiri dari beberapa sensor (pengindera), seperti MAP (Manifold
Absolute Pressure) sensor, TP (Throttle Position) sensor, IAT (Intake Air
Temperature) sensor, bank angle sensor, EOT (Engine Oil Temperature) sensor,
dan sensor-sensor lainnya. Pada sistem ini juga terdapat ECU (Electronic
Control Unit) atau ECM dan komponen¬komponen tambahan seperti alternator (magnet)
danregulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke
ECU, baterai dan komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat DLC (Data Link
Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan engine analyzer untuk
mecari sumber kerusakan komponen
Secara garis besar fungsi
dari masing-masing komponen sistem kontrol elektronik antara lain sebagai
berikut;
1. ECU/ECM;
menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari masing-masing
sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari sensor antara
lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin,
tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran
mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor
bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM
menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan
menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan bahan bakar
dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin
yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa
mengontrol sistem pengapian.
2. MAP (Manifold
absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tekanan
udara yang masuk ke intake manifold. Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara
yang masuk ke intake manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara. Jika
jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter, sedangkan
jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air mass sensor.
3. IAT (Engine air
temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi)
tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan
referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan
sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk.
4. TPS (Throttle
Position sensor); memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang
posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang lebih baru dari sensor ini tidak
hanya terdiri dari kontak-kontak yang mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi
beban penuh, akan tetapi sudah merupakan potensiometer (variable resistor) dan
dapat memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi
generasi terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena
yang menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh ECU
tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini
memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal gas yang
digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan ke ECU dan pembukaan serta
penutupan katup gas juga dilakukan oleh ECU secara elektronis.
5. Engine oil
temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang
suhu oli mesin. 6) Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada
sepeda motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank angle
sensor yang bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan
55 derajat.
Sinyal atau informasi yang
dikirim bank angle sensor ke ECU saat sepeda motor terjatuh dengan sudut
kemiringan yang telah ditentukan akan membuat ECU memberikan perintah untuk
mematikan (meng-OFF-kan) injektor, koil pengapian, dan pompa bahan bakar.
Dengan demikian peluang terbakarnya sepeda motor jika ada bahan bakar yang
tercecer atau tumpah akan kecil karena sistem pengapian dan sistem bahan bakar
langsung dihentikan walaupun kunci kontak masih dalam posisi ON . Bank angle
sensor akan mendeteksi setiap sudut kemiringan sepeda motor. Jika sudut
kemiringan masih di bawah limit yang ditentukan, maka informasi yang dikirim ke
ECU tidak sampai membuat ECU meng-OFF-kan ketiga komponen di atas. Bagaimana
dengan sudut kemiringan sepeda motor yang sedang menikung/berbelok? Jika sepeda
motor sedang dijalankan pada posisi menikung (walau kemiringannya melebihi
550), ECU tidak meng-OFF¬kan ketiga komponen tersebut. Pada saat menikung
terdapat gaya centripugal yang membuat sudut kemiringan pendulum dalam bank
angle sensor tidak sama dengan kemiringan sepeda motor.
Dengan demikian, walaupun
sudut kemiringan sepeda motor sudah mencapai 550, tapi dalam kenyataannya
sinyal yang dikirim ke ECU masih mengindikasikan bahwa sudut kemiringannya
masih di bawah 550 sehingga ECU tidak meng-OFF-kan ketiga komponen tersebut.
Selain sensor-sensor di atas masih terdapat sensor lainnya digunakan pada
sistem EFI, seperti sensor posisi camshaft/poros nok, (camshaft position
sensor) untuk mendeteksi posisi poros nok agar saat pengapiannya bisa
diketahui, sensor posisi poros engkol (crankshaft position sensor) untuk
mendeteksi putaran poros engkol, sensor air pendingin (water temperature sensor)
untuk mendeteksi air pendingin di mesin dan sensor lainnya. Namun demikian,
pada sistem EFI sepeda motor yang masih sederhana, tidak semua sensor dipasang.
C. Sistem Induksi Udara
Komponen yang termasuk ke
dalam sistem ini antara lain;
1. air cleaner/air box (saringan
udara)
2. intake manifold
3. throttle body (tempat katup
gas).
Sistem ini berfungsi untuk
menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran.
Demikian penjelasan singkat
tentang sistem injeksi bahan bakar pada mobil atau yang dikenal dengan EFI,
semoga dapat bermanfaat.
No comments:
Post a Comment