Monday, 9 January 2017

Sistem EFI


Seperti kita sudah ketahui bahwa kendaraan baik mobil atau pun sepeda motor  pabrikan sekarang ini sudah semenjak beberapa tahun terakhir  memproduksi kendaraan terbarunya menggunakan system injeksi sebagai pemasukan bahan bakarnya. Tentunya berbagai macam cara dan usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar gas buang beracun yang dihasilkan oleh mesin-mesin kendaraan bermotor seperti penggunaan BBM bebas timbal, penggunaan katalis pada saluran gas buang, dll. Sebagaimana mesin 2 langkah yang harus digantikan oleh mesin 4 langkah, sistem karburasi manual akhirnya juga akan digantikan oleh sistem karburasidigital, system injeksi ini perlahan tapi pasti akan menggantikan sistem yang sudah lama bertahan yaitu karburator (karburasi manual).
Memang banyak keuntungan dengan system injeksi ini diantaranya :
      1. Pembakaran lebih sempurna
      2.  Mengurangi sekecil mungkin gas-gas beracun dari hasil pembakaran
      3.  Hemat pemakaian bahan bakar
      4. Tenaga mesin yang dihasilkan lebih bertenaga
Sebelum saya bahas tentang EFI mari kita lihat secara sepintas system pemasukkan dengan system karburasi yang menggunakan karburator.

Karburator 



Fungsi Karburator diantaranya adalah  untuk mencampur campuran bahan bakar dengan udara sebelum campuran tersebut masuk kedalam ruang bakar/silinder.
 


Prinsip Kerja 
Pada saat langkah hisap, torak bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB) dan throttle valve terbuka, udara di intake manifold terhisap ke dalam silinder maka di venturi terjadi tekanan yang rendah bila dibandingkan dengan ruang pelampung. Akibat perbedaan tekanan ini, bensin pada ruang pelampung akan mengalir ke venturi, kemudian bensin tersebut akan tercampur dengan udara dari air horn dan masuk ke silinder.


Sifat-sifat Karburator :
   1. Perbandingan bahan bakar dan udara yang variabel 
 2. Sensitif terhadap air filter yang kotor, tinggi rendahnya bahan bakar di ruang pelampung, penyumbatan jet udara pada spuyer

Karburator pada dasarnya kekuranganya adalah :
1. Tidak menjamin campuran udara dan bensin yang tepat dan tetap.
2. Tidak memiliki alat-alat penambahan / pengurangan bahan bakar, untuk keperluan mesin pada berbagai kecepatan.
3. Tidak ada alat untuk start dalam keadaan dingin.
4. Tidak ada alat untuk menambah bensin pada waktu dibutuhkan tenaga
5. Gas hasil dari pembakaran mengandung gas beracun


Kontruksi Sistem EFI



Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem utama, yaitu;   
       1. sistem bahan bakar (fuel system),
       2.  sistem kontrol elektronik (electronic control system), dan
       3. system induksi/pemasukan udara (air induction system)
Ketiga sistem utama ini akan dibahas satu persatu di bawah ini. Jumlah komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa berbeda pada setiap jenis mesin. Semakin lengkap komponen sistem EFI yang digunakan, tentu kerja sistem EFI akan lebih baik sehingga bisa menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih optimal pula. Dengan semakin lengkapnya komponen-komponen sistem EFI (misalnya sensor-sensor), maka pengaturan koreksi yang diperlukan untuk mengatur perbandingan bahan bakar dan udara yang sesuai dengan kondisi kerja mesin akan semakin sempurna.

Macam macam sistem dalam EFI :
Mesin Mobil EFI Tipe D
Pada sistem injeksi tipe D, pengukuran tentang udara yang dihisap mesin menggunakanVacuum sensor yang mendeteksi kevacuuman di dalam Intake Manipold, alat sensor ini di kenal dengan MAP sensor atau Manipol Absolute Pressure. Besarnya tingkat kevacuuman yang terdapat pada intake manipold di informasikan ke ECU untuk menentukan banyak sedikitnya BBM yang di injeksikan melalui Injektor. Contoh mobil Toyota yang menggunakan mesin EFI tipe D adalah Avanza, Terios, Rush 


Mesin Mobil EFI tipe L
Sedangkan pada sistem EFI tipe L, banyak dan sedikitnya udara yang masuk di ukur menggunakan air flow meter,informasi banyak sedikitnya udara yang melewati Air flow meter ini diteruskan ke ECU untuk memberikan banyaknya suplai BBM yang akan diinjeksikan melalui injektor. Contoh mobil yang memakai sistem EFI tipe L adalah Toyota Soluna, Toyota Vios, Toyota Yaris, Toyota Kijang Innova, dan Toyota Corolla 



Perbedaan EFI tipe D dan EFI tipe L
Perbedaan utama EFI tipe D dan EFI tipe L adalah Mobil EFI tipe D menggunakan MAP sensor yang terhubung dengan selang ke Intake Manipold setelah Throttle body dan Mobil EFI Tipe L menggunakan Air Flow Meter atau MAF (Mass Air Flow) yang di tempatkan sebelum throttle body

Konstruksi Mesin EFI
A. Sistem Bahan Bakar 
Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan bakar ke mesin terdiri dari tangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur (pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel pressure regulator), dan injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar ini berfungsi untuk menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan/menginjeksikan bahan bakar.
Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut adalah sebagai berikut:
    1. Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar.


   2. Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke injektor.  Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubah-ubah.



  3. Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran bahan bakar agar tetap/konstan. Contohnya pada Honda Supra X 125 PGM-FI tekanan dipertahankan pada 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi). Bila bahan bakar yang dipompa menuju injektor terlalu besar (tekanan bahan bakar melebihi 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi)) pressure regulator mengembalikan bahan bakar ke dalam tangki.


  4. Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dhasilkan oleh pompa.



  5. Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic Control Unit).


Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU memberikan tegangan listrik ke solenoid coil injektor. Dengan pemberian tegangan listrik tersebut solenoid coil akan menjadi magnet sehingga mampu menarik plunger dan mengangkat needle valve (katup jarum) dari dudukannya, sehingga saluran bahan bakar yang sudah bertekanan akan memancar keluar dari injektor.

B. Sistem Kontrol Elektronik
Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor (pengindera), seperti MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP (Throttle Position) sensor, IAT (Intake Air Temperature) sensor, bank angle sensor, EOT (Engine Oil Temperature) sensor, dan sensor-sensor lainnya. Pada sistem ini juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau ECM dan komponen¬komponen tambahan seperti alternator (magnet) danregulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke ECU, baterai dan komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat DLC (Data Link Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan engine analyzer untuk mecari sumber kerusakan komponen
Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol elektronik antara lain sebagai berikut;
            1. ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan bahan bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa mengontrol sistem pengapian.


2. MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara. Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter, sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air mass sensor.


3. IAT (Engine air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk.


4. TPS (Throttle Position sensor); memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi sudah merupakan potensiometer (variable resistor) dan dapat memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi generasi terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena yang menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal gas yang digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh ECU secara elektronis.


5. Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu oli mesin. 6) Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank angle sensor yang bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan 55 derajat.


Sinyal atau informasi yang dikirim bank angle sensor ke ECU saat sepeda motor terjatuh dengan sudut kemiringan yang telah ditentukan akan membuat ECU memberikan perintah untuk mematikan (meng-OFF-kan) injektor, koil pengapian, dan pompa bahan bakar. Dengan demikian peluang terbakarnya sepeda motor jika ada bahan bakar yang tercecer atau tumpah akan kecil karena sistem pengapian dan sistem bahan bakar langsung dihentikan walaupun kunci kontak masih dalam posisi ON . Bank angle sensor akan mendeteksi setiap sudut kemiringan sepeda motor. Jika sudut kemiringan masih di bawah limit yang ditentukan, maka informasi yang dikirim ke ECU tidak sampai membuat ECU meng-OFF-kan ketiga komponen di atas. Bagaimana dengan sudut kemiringan sepeda motor yang sedang menikung/berbelok? Jika sepeda motor sedang dijalankan pada posisi menikung (walau kemiringannya melebihi 550), ECU tidak meng-OFF¬kan ketiga komponen tersebut. Pada saat menikung terdapat gaya centripugal yang membuat sudut kemiringan pendulum dalam bank angle sensor tidak sama dengan kemiringan sepeda motor.


Dengan demikian, walaupun sudut kemiringan sepeda motor sudah mencapai 550, tapi dalam kenyataannya sinyal yang dikirim ke ECU masih mengindikasikan bahwa sudut kemiringannya masih di bawah 550 sehingga ECU tidak meng-OFF-kan ketiga komponen tersebut. Selain sensor-sensor di atas masih terdapat sensor lainnya digunakan pada sistem EFI, seperti sensor posisi camshaft/poros nok, (camshaft position sensor) untuk mendeteksi posisi poros nok agar saat pengapiannya bisa diketahui, sensor posisi poros engkol (crankshaft position sensor) untuk mendeteksi putaran poros engkol, sensor air pendingin (water temperature sensor) untuk mendeteksi air pendingin di mesin dan sensor lainnya. Namun demikian, pada sistem EFI sepeda motor yang masih sederhana, tidak semua sensor dipasang.

C. Sistem Induksi Udara
Komponen yang termasuk ke dalam sistem ini antara lain;
1. air cleaner/air box (saringan udara)


2. intake manifold


3. throttle body (tempat katup gas). 


Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran.

Demikian penjelasan singkat tentang sistem injeksi bahan bakar pada mobil atau yang dikenal dengan EFI, semoga dapat bermanfaat.


Tata Cara Melakukan Tune Up Konvenisional


Tujuan
Setelah melakukan ujian praktek Tune-Up kijang 5k, siswa dapat:
-Mengetahui cara Tune-Up
-Mengetahui bagin-bagian mana yang perlu disetel atau dicekpada saat mesin dingin.
-Mengetahui bagian bagian mana yang perlu disetel /dicek pada saat mesin hidup.
-Mengetahui bagian bagian mana yang perlu disetel atau dicek pada saat mesin setelah mesin panas

Alat dan Bahan
Alat :
-Fender cover -Kompresi tester
-Drive cover -Hydrometer
-Sit cover -Belt tension gauge
-Flour caver -radiator tester
-Timing light -Kunci ring lengkap
-Radiator cap tester -Kunci pas 1 set
-Spring scale -Kunci momen
-Tune-up tester -Filler gauge
-Multi tester -Obeng – dan +
Bahan :
-Mobil

Tata Cara Kerja
Persiapkan peralatan dan bahan sesuai dengan keperluan
Membuka kap mobil
Pasang fender cover, drive cover, sit cover dan fleur cover
Lakukan  Tune-Up
Tempatkan kembali peralatan dan bahan pada tempat yang disediakan
Lakukan Kebersihan peralatan dan tempat kerja
Keselamatan kerja
Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya
Hati-hati terhadap komponen yang mudah rusak
Jaga selalu kebersihan peralatan dan tempat kerja

Langkah Kerja
PELUMASAN
• Tarik batang pengukur, lap ujungnya, dan kembali masukkan.
• Tarik kembali dan periksa volume oli (diantara Full dan Low)
Hasil : oli masih dalam batas normal
Keterangan : Tidak usahmelakukan pengisian ulang
· Serta kualitas oli dengan melihat warna dan kepekatan oli.
Lihat perubahan warna pada oli mesin
Kualitas oli (warna oli)
Putih : bercampur air
Hitam : sudah tidak layak pakai
Kaya minyak goreng : baik
Hasil : warnal oli hitam
Keterangan : oli harus di ganti

PENDINGINAN
• Periksa kualitas dan kapasitas air pendingin
Hasil :Kualitas jelek kapasitas
sesuai/cukup
Keterangan : Air pendingin harus di ganti
• Periksa volume tangki cadangan
Hasil : Kapasitas sudah full/cukup sesuai STD
Keterngan : Tidak perlu melakukan pengisian
• Tes kebocoran sistem pendingin (menggunakan radiator tester beri tekanan sampai
1,2 Kg/Cm 2 )
a. periksa slang radiator
b. periksa klem
c. periksa kebocoran sirip-sirip
d. periksa kran penguras
Hasil : Tidak ada kebocoran
Keterangan : Kondisi semua komponen masih layak pakai
• Pemeriksaan tutup radiator (menggunakan radiator cup tester beri tekanan 0,6 – 1,2 Kg/Cm 2)
Hasil : Tutup radiator bocor
Keterangan : Harus di ganti
• Periksa tali kipas : secara visual periksa dari kemungkinan retak/aus
Hasil : Kondisi tali kipas retak dan aus
Keterangan : Tali kipas harus di ganti

BATERAI
epas pole baterai (terminal (-) terlebih dahulu.
ngkat baterai (posisikan tangan dibawah kotak baterai)
eriksa kotak, dari kemungkinan retak, menggelembung.
Hasil : Kotak baterai baik
Keterangan : Tidak menggelembung.
eriksa volume elektrolit
Hasil : Sebagian Kurang
Keterangan ; Harus di tambahi
eriksa berat jenis elektrolit, dengan menggunakan hidrometer (kondisi baik bila pada skala diantara 1,25 - 1,27)
Hydrometer
Digunakan untuk mengukur kedalam cairan elektrolit yang terdapat didalam baterai, alat ini juga dilengkapi dengan ukuran yang sudah ditentukan SI agar kita dalam mengidentifikasi baterai mudah
Hasil :
no 1 = 1,12
no 2 = 1,12
no 3 = 1,10
no 4 = 1,10
no 5 = 1,10
no 6 = 1,10
Keteranagan ; Sebagian harus di tambah karena belum sampai batas maksimum
Mengukur tegangan baterai dengan avo meter
Avo Meter
Digunakan untuk mengukur arus listrik yang terdapat dalam baterai apakah masih ada arus atau sudah tidak ada arus listriknya
Untuk mengukur baterai pada posisi avo meter pada volt DC
Hasi : arus batrai 12 volt
Keterangan : Masih bisa di pakai...
eriksa kondisi dari pole/terminal
Hasil : Pole kotor dan lecet-lecet
Keterangan : Harus di bersihkan

SARINGAN BAHAN BAKAR
1. lepas filter bahan bakar
2. Perhatikan saluran masuk dan buangnya
3. Semprotkan udara bertekanan rendah
4. Urutan penyemprotan : saluran buang - saluran masuk, saluran masuk - saluran buang, saluran buang - saluran masuk.
5. Tiup ( dengan mulut ) dari saluran masuk dan buangnya. Apabila ringan : berarti bersih, apabila berat harus diganti.
Hasil : Filter bahan bakar dalam kondisi jelek
Keterangan : Harus di ganti

SARINGAN UDARA(Air filter)
1. Lepas klip
2. Periksa secara visual elemen saringan udara
3. Semprot elemen saringan udara dengan urutan : dari dalam - keluar, dari luar - ke dalam, dari dalam - keluar.
4. Lap rumah saringan udara.
5. Pasang, perhatikan tanda panah yang ada pada tutup rumah saringan
Hasil :saringan udara kurang baik
Keterangan : Harus di ganti karena elemen
sudah hitam dan tidak bisa di bersihkan

BUSI
Memeriksa kualitas busi
- Warna busi Abu-Abu muda : dalam keadaan baik
Putih : tingkat panas terlalu rendah (over heating)
Hitam basah : minyak pelumas masuk keruang bakar
Hitam kering : pembakaran tidak sempurna
Hasil : Warana busi Hitam basah
Standar celah busi : 0,70-0,80 mm
Hasil ; No.1 0,70 mm Kondisi
No.2  0,70 mm Kondisi
No.3 0.80 mm Kondisi
No.4 0,80 mm Kondisi
Keterangan : Celah busi masih dalam kondisi baik
Standar tahanan kabel busi : < 25 KΩ
Hasil ;
Busi No.1 (< 25 KΩ) 1 KΩ
No.2 (< 25 KΩ) 1 KΩ
No.3 (< 25 KΩ)1 KΩ
No.4 (< 25 KΩ) 1 KΩ
Kabel Coil (< 25 KΩ)2 KΩ
Keterangan: tahanan kabel busi dalam kondisi bagus
· COIL
Ø Memeriksa primary coil
Standar tahanan primary coil : 1,3 – 1,6 Ω . Mengukur tahanan primary coil pada posisi avometer pada 1x ohm. Kabel merah diarahkan ke negative coil
Hasil : Tahanan primer Coil ( 1,5
Ω)
Keterangan : Tahanan primer Coil masih baik
Ø Memeriksa secondary coil
Standar tahanan secondary coil : 10,7-14,5 ohm. Mengukur tahanan secondary coil pada posisi avo meter pada 1x ohm. Kabel merah diarahkan keterminal positif coil dan kabel hitam di arahkan ke terminal tegangan tinggi coil.
Hasil : Tahanan Scunder Coil (
12,3 KΩ)
Keterangan : Tahanan Scunder Coil masih baik

DISTRIBUTOR
Ø Pemeriksaan body distributor
· Governor advancer yaitu untuk memajukan saat pengapian pada saat putaran mesin tinggi. Cara memeriksanya yaitu dengan memutar rotor searah jarum jam dan kemudian dilepas rotor akan kembali.
Hasil : Governor advancer baik
Vacum advancer yaitu untuk memajukan saat pengapian berdasarkan kevakuman intake manifold. Cara memeriksanya yaitu isaplah selang yang ke vakum advancer dan perhatikan dudukan platina maka kelihatan ada gerakan. Apabila tidak berarti ada kebocoran atau terjadi kemagnetan padaplat rumah platina.
Hasil : Vacum advancer baik
Oktan selector yaitu untuk memajukan pengapian berdasarkan nilai oktan bahan bakar. Cara memeriksanya yaitu putarlah oktan selekto r pada posisi standar 50
( garis tebal berada segaris dengan rumah).
Ø Standar celah platina : 0,45 mm
Hasil : celah platina harus di setel

PEMERIKSAAN DWELL ANGLE
Yaitu suatu sudut antara platina mulai menutup dan sampai membuka. Untuk mesin 4 silinder CDA 520 ± 6 0 . pada saat melakukan tune-up periksalah CDAnya karena apabila CDA terlalu besar coil akan panas dn kalau  terlalu kecil kemagnean primer coil akan kecil dan induksi sekunder juga kecil. Arahkan selector ke warna orange arah 4, kabel merah diarahkan keterminal negative coil, dan kabel hitam diarahkan ke massa
Hasil :Sudut Dwell Sudah 52 0

PENYETELAN PUTARAN IDLE (RPM)
Cara penyetelan putaran idle yaitu :
Ø Hidupkan mesin hingga temperature tinggi
Ø Putar baut penyetelan campuran ( rpm tinggi maksimal)
Ø Putar baut penyatelan putaran idling (idle speed adjusting screw ) hingga putaran idle tercapai.mesin type K putaran idle 750 Rpm. Arahkan selector ke warna hijau muda, kabel merah diarahkan keterminal negative coil, dan kabel hitam diarahkan ke maassa
Hasil : Setelah penyetelan putaran idle RPMnya 750.

PEMERIKSAAN SAAT PENGAPAIAN
Ø Pada saaat pemeriksaan saat pengapian saringan udara ( air filter ) harus terpasang .
Ø Apabila menggunakan vacuum ganda maka selang ke idle advancer dilepaskan dan di sumbat
Dengan menggunakan lampu timing periksalah saat pengapian sesuai standar mesin. Mesin 5K 5 0 Sebelum TMA. Kabel merah diarahkan ke terminal positif baterai , kabel hitam diarahkan ke terminal negative baterai, dan kabel yang satu dikaitkan bun nomer satu.
Prosedur penyetelan katup
Langkah-langkah penyetelan katup yaitu:
Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan keperluan
Buka tutup kepala silinder dengan menggunakan kunci ring 16-17
Atur tab (putaran poros engkol) pada posisi 0 0
Atur katup menggunakan filler gauge, kunci 16-17, dan obeng (-) dan (+)
EX : 0,30 mm IN : 0,20 mm
Tabel penyetelan katup
TOP 1
Silinder 1 2 3 4
IN V V 0 0
EX V 0 V 0
TOP 4
Silinder 1 2 3 4
IN 0 0 V V
EX 0 V 0 V
Ket :
V : katup disetel
0 : katup tidak disetel