Ketika jumlah penduduk
dunia mencapai lebih dari 7 miliar jiwa sekarang, diprediksi lebih dari 9
miliar jiwa tahun 2050, dan dengan angka harapan hidup naik hampir dua kali
lipatnya, bukan hanya kesejahteraan yang menebar. Ada penyakit-penyakit
non-infeksi dan degeneratif yang menyertai. Maka, keberhasilan memperbaiki
nutrisi harus dilengkapi upaya mengalahkan berbagai penyakit ini.
Kanker adalah salah satu
penyakit tidak menular yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah
membunuh 8,2 juta orang pada tahun 2012 lalu.
Tanpa inovasi pengobatan,
jumlah penderita yang meninggal akan terus bertambah mengingat kasus kanker
baru akan meningkat 70 persen untuk dua dekade mendatang.
Lima kanker utama pada
pria adalah kanker paru, prostat, kolorektum, lambung, dan hati. Pada
perempuan, lima kanker utama meliputi kanker payudara, kolorektum, paru,
serviks, dan lambung.
Meski 30 persen kematian
akibat kanker dipicu gaya hidup, dengan konsumsi makanan berkadar serat rendah,
rokok, alkohol, dan jarang berolahraga, sehingga perubahan gaya hidup dapat
menurunkan prevalensi kanker secara signifikan, namun kemanjuran obat anti
kanker tetap menjadi tumpuan.
Bawang Putih Mentah Turunkan Risiko Kanker Paru-Paru
dan Kanker Lainnya.
Bawang putih (Allium
sativum) adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang
dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama untuk bumbu
dasar masakan Indonesia.
Bawang putih mentah penuh
dengan senyawa-senyawa sulfur, termasuk zat kimia yang disebut alliinyaitu
senyawa sulfoksida yang merupakan turunan dari sistein asam
amino. yang membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur.
Sebuah penelitian terbaru
menyebutkan bahwa makan bawang putih dua kali seminggu mampu menurunkan risiko
kanker paru-paru sebesar 44 persen. Penelitian dari China itu juga membuktikan
kalau efek rokok, salah satu hal yang memicu kanker paru-paru, tidak akan
menghilangkan khasiat konsumsi bawang putih. Meskipun keampuhan makan bawang
putih mentah pada perokok hanya menurunkan risiko kanker sampai 30 persen saja.
Sekitar 40.000 orang dalam
setahun didiagnosis kanker paru-paru di Inggris dan Wales saja. Namun angka
tersebut bisa diturunkan jika seseorang membiasakan diri untuk mengonsumsi
bawang putih mentah. Selain itu, penelitian lain dari University of South
Australia juga pernah menyebutkan kalau bawang putih mampu menurunkan
risiko kanker usus besar hingga 35 persen.
Sebagaimana dilansir
dari Daily Mail, peneliti dari Jiangsu Provincial Centre di
China membandingkan 1.424 paru-paru pasien kanker dengan 4.500 orang dewasa
sehat.
Senyawa antioksidan
bernama allicin berperan dalam memberi manfaat kesehatan pada tubuh akan lebih
dirasakan khasiatnya jika bawang putih ditumbuk atau diiris kecil-kecil.
Hasilnya, mereka yang rajin
makan bawang putih mentah setidaknya dua kali dalam seminggu memang berisiko
rendah terkena kanker paru-paru.
Sayangnya, belum ada
kepastian apakah memasak bawang putih juga akan memberi khasiat yang sama dalam
menurunkan kanker paru-paru.
Berbagai penelitian
sebelumnya menjelaskan kalau senyawa bernama allicin berperan dalam
memberi manfaat kesehatan pada tubuh. Antioksidan tersebut khususnya akan lebih
dirasakan khasiatnya jika bawang putih ditumbuk atau diiris kecil-kecil.
Manfaat Bawang Putih Mencegah
Sel Kanker. Berikut adalah alasan kenapa bawang putih mampu mencegah munculnya
penyakit kanker.
• Anti-tumerogenik, bawang
putih termasuk makanan yang memiliki sifat anti tumerogenik yang berdampak
antiproliferatif atau melawan pertumbuhan sel kanker.
• Menghambat pertumbuhan
sel kanker, kandungan sulfur organik di dalam bawang putih mampu menjadi
zat penghambat pertumbuhan sel kanker secara efektif.
• Meningkatkan perbaikan
DNA, memperbaiki DNA adalah langkah yang penting dalam mencegah
pertumbuhan sel kanker. Ekstrak bawang putih terbukti mampu dalam meningkatkan
perbaikan sel DNA.
• Melawan radikal
bebas, radikal bebas adalah salah satu penyebab dari munculnya penyakit
kanker. Kandungan allium di dalam bawang putih dapat menghancurkan dampak dari
radikal bebas di dalam tubuh yang pada gilirannya mampu meningkatkan kesehatan
tubuh.
• Mengurangi proliferasi
sel, proliferasi sel adalah kelebihan sel dalam tubuh yang bisa menjadi
zat kanker. Sementara bawang putih sendiri dapat mengendalikan proliferasi sel
penyebab kanker.
• Mematikan sel
kanker, pertumbuhan sel kanker dapat dihancurkan dengan makan bawang
putih. Sebab lagi-lagi kandungan allium di dalam sel kanker bermanfaat untuk
menghancurkannya.
Itulah manfaat bawang
putih untuk mencegah munculnya penyakit kanker payudara. Selain itu bawang
putih juga kaya akan zat anti-oksidan yang baik untuk meningkatkan kesehatan
tubuh secara keseluruhan.
Kanker paru-paru diklaim sebagai pembunuh nomor satu
bagi wanita
Peneliti mengklaim bahwa
kanker paru-paru akan segera menjadi penyakit paling mematikan bagi wanita,
menggantikan kanker payudara. Hasil ini disebabkan oleh jumlah kematian pada
wanita akibat kanker paru-paru yang meningkat hingga delapan persen pada tahun
2014.
Menurut peneliti, kanker
paru-paru akan menggeser kedudukan kanker payudara sebagai pembunuh nomor satu
bagi wanita karena jumlah perokok yang semakin meningkat jika dibandingkan
dengan 50 tahun yang lalu. Berdasarkan peneliti di University of Milan, saat
ini penyakit yang paling mematikan untuk wanita adalah kanker paru-paru dan
kanker pankreas untuk pria.
Berdasarkan data yang ada,
peneliti memperkirakan bahwa kanker paru-paru akan membunuh sekitar 82.300
orang setiap tahunnya di Uni Eropa. Selain itu, peneliti juga memprediksi bahwa
kematian akibat kanker pankreas juga akan meningkat pada tahun 2014 nanti.
“Tahun ini kami
memprediksi bahwa 41.300 pria dan 41.000 wanita akan meninggal akibat kanker
pankreas. Hal ini menunjukkan peningkatan angka kematian yang kecil namun
secara stabil terus meningkat mulai tahun 2002 hingga 2004. Kemungkinan
kematian dari kanker ini adalah 7,6 per 100.000 pria dan lima per 100.000
wanita,” ungkap ketua peneliti Profesor Carlo La Vecchia dari University of
Milan, seperti dilansir oleh Daily Mail (24/04).
Analisis ini menunjukkan
jumlah kematian akibat kanker yang terus melonjak sejak tahun 2009. Selain
peningkatan pada kasus kanker paru-paru dan pankreas, peneliti juga mencatat
penurunan angka kematian akibat kanker perut dan kanker prostat sehat 2009.
Kanker payudara dan kanker perut pada wanita juga turun hingga sembilan persen
dan tujuh persen.
Meski hasil ini didasarkan
pada data yang ada di Uni Eropa, namun tak menutup kemungkinan hal yang sama
juga berlaku di Indonesia. Sebaiknya para wanita mulai waspada dengan
faktor-faktor pemicu yang bisa menyebabkan kanker paru-paru. Melakukan gaya
hidup sehat dan berhenti merokok bisa menjadi langkah awalnya.
Satu dari 10 kematian di Eropa disebabkan penyakit
paru-paru
Tak hanya kanker dan
penyakit jantung yang wajib diwaspadai. Penyakit paru-paru juga bisa
menghilangkan nyawa seseorang. Sebuah penelitian mengungkap bahwa penyakit
paru-paru menjadi penyebab satu dari 10 kematian di Eropa.
Penelitian yang dilakukan
oleh European Respiratory Society ini mengungkap bahwa penyebab
terbesar kematian akibat penyakit paru-paru ini adalah rokok. Kebiasaan merokok
akan membuat jumlah penderita kanker paru-paru dan COPD (chronic
obstructive pulmonary disease) meningkat pada 20 tahun mendatang dan
menyebabkan kematian.
Penelitian yang dilakukan
oleh European Respiratory Society ini mengungkap bahwa penyebab terbesar
kematian akibat penyakit paru-paru ini adalah rokok.
Bahkan lembaga amal di
Inggris mengungkap bahwa penyakit paru-paru menyebabkan satu dari empat
kematian di Inggris.
Meski begitu, penyakit
paru-paru masih terkesan diremehkan dan tak mendapatkan perhatian yang
selayaknya, seperti dilansir oleh BBC pada (05/09/2014) lalu.
Hasil ini didapatkan
melalui data dari World Health Organization dan European Centre
for Disease Prevention and Control.
Meski penelitian dan hasil
tersebut berasal dari Eropa, namun bukan tak mungkin hal yang sama juga terjadi
di Indonesia. Mengingat kebiasaan merokok masih dilakukan oleh banyak orang di
Indonesia, penyakit paru-paru tak bisa diremehkan. Penyakit paru-paru juga bisa
menyebabkan kematian. Sudah saatnya penyakit ini mendapatkan perhatian,
penanganan, serta tindakan pencegahan yang cukup dari pemerintah dan
masyarakat.
Benarkah ‘Second-hand
smoke’ Salah Satu Penyebab Lahirnya Perokok Pasif? Ternyata, Tidak ada
Kaitan Antara Perokok Pasif atau ‘Second-hand Smoke’ dan Kanker
Paru-Paru!
Menurut wikipedia.org,
tembakau adalah tanaman dari keluarga Nicotiana (Solanaceae). Selain
sebagai rokok, pada zaman dahulu, tembakau juga dikonsumsi atau dimakan,
dijadikan bahan campuran pestisida untuk mengusir hama tanaman, dan juga
dijadikan obat.
Sampai sekarang ini, telah
ada sekitar 70 jenis tembakau yang berasal dari seluruh penjuru dunia. Kata
nikotin atau nicotiana diciptakan oleh seorang duta besar Portugis
bernama Jean Nicot.
Sekarang ini penggunaan
tembakau lebih dominan digunakan sebagai bahan baku rokok. Menurut
catatan World Health Organization (WHO), setiap tahun tercatat
sedikitnya 5.4 juta orang meninggal dikarenakan rokok. Asap rokok yang dihirup
manusia memang tidak secara langsung dapat mengakibatkan tubuh manusia akan
terserang penyakit.
Namun, dalam jangka waktu
yang panjang, dengan menghisap atau menghirup asap hasil pembakaran tembakau
dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, chronic obstructive pulmonary
disease (COPD), emphysema, dan beberapa kanker (kanker pankreas, kanker
tenggorokan, kanker mulut, dan beberapa kanker lainnya).
Memang telah banyak yang mengetahui
bahwa perokok pasif lebih rentan terkena penyakit daripada perokok aktif.
Menurut Reporterindia.com, di India, kurang lebih 600 ribu orang meninggal
akibat rokok.
Benarkah demikian? Bahwa
menjadi “Second-hand smoke” atau perokok aktif penyebab terkena penyakit dan
kanker? Ternyata semua itu adalah omong kosong dan sebuah kebohongan yang
besar!
Pada penelitian sebelumnya
disebutkan bahwa para second-hand smoker atau para perokok pasif
lebih rentan terkena kanker paru-paru. Namun, menurut penelitian terbaru,
ternyata keduanya tidak memiliki hubungan!!
Menurut penelitian para
peneliti dari Standford University, tidak ada korelasi atau hubungan antara
second-hand smoke dengan kanker paru-paru.
Menurut sebuah penelitian
yang dilakukan oleh para peneliti dari Standford University, tidak ada
korelasi atau hubungan antara second-hand smoke dengan kanker
paru-paru.
Penelitian yang dilakukan
selama beberapa tahun ini terhadap lebih dari 76 ribu wanita, akhirnya para
peneliti mengungkapkan bahwa memang ada hubungan antara perokok aktif dengan
kanker paru-paru, namun penyakit tersebut tidak berkaitan dengan para perokok
pasif atau second-hand smoker.
Dikutip dari Independent (13/12/2014)
lalu, hasil penelitian yang telah dipublikasikan di Journal of the National
Cancer Institute tersebut menyebutkan bahwa asap rokok tidak berpengaruh
terhadap terciptanya risiko penyakit kanker paru-paru.
Ange Wang, salah satu peneliti dari
Stanford University, “Harus dibenarkan persepsi yang selama ini beredar. Pada
kenyataannya, perokok pasif tidak mempunyai kaitan erat dengan kanker
paru-paru”. Sayangnya, tidak dijelaskan secara detail kenapa disebutkan bahwa
para second-hand smoker atau perokok pasif tidak berkaitan dengan
kanker paru-paru.
Polusi Udara Adalah Penyebab Utama Kanker Paru-Paru!
Ternyata, bukan cuma
merokok yang bisa meningkatkan risiko kanker paru-paru. Menurut WHO, polusi
udara di jalanan juga termasuk penyebab utama penyakit tersebut.
“Polusi udara adalah
karsinogen (penyebab kanker) yang lebih berbahaya daripada perokok pasif,”
terang Kurt Straif dari International Agency for Research on Cancer(IARC),
institusi kanker milik WHO yang ada di Prancis.
Polusi udara itu pun bisa
berasal dari asap kendaraan bermotor, pembakaran industri, dan emisi
agrikultur. Karena komponennya yang cukup kompleks, IARC berpendapat kalau
partikel di dalam polusi udara yang tertanam di dalam paru-paru akhirnya bisa
menimbulkan kanker.
Polusi udara adalah
karsinogen (penyebab kanker) yang lebih berbahaya daripada perokok pasif.
“Polusi udara juga cukup
sulit dihindari. Sebab kita keluar rumah, menghirup udara di jalanan yang penuh
polusi,” ujar Straif. Polusi udara juga beberapa kali disebutkan menjadi
penyebab dari penyakit jantung dan stroke. Sementara itu, para ahli lain
menyebutkan kalau polusi udara adalah penyebab kanker yang sangat sulit
dihindari.
“Kita bisa memilih untuk
tidak merokok atau tidak minum, tetapi tidak bisa untuk tidak bernapas,” papar
Francesca Dominici dari Harvard University, seperti yang dikutip dari FoxNews. Risiko
kanker memang tergantung dari beberapa faktor, yaitu gen, paparan radiasi
tertentu, dan gaya hidup yang dilakukan (termasuk merokok, minum alkohol, dan
malas berolahraga).
Perokok Harus Rutin Jalani Tes Kanker Paru-Paru
Pemerintah Amerika menyarankan
bahwa perokok harus melakukan tes kanker paru-paru secara teratur, yaitu satu
tahun sekali. Hal ini paling disarankan untuk perokok berat atau mantan perokok
berat.
Memeriksakan diri dengan
melakukan CT Scansetiap tahun diharapkan bisa menurunkan risiko perokok
untuk terkena kanker paru-paru dan mencegah kematian akibat penyakit tersebut.
US Preventive Service Task
Force mengeluarkan arsip rekomendasi berkaitan dengan hal ini, seperti
dilansir oleh US News (29/07/2014) lalu.
Anggota panel menyarankan
pemeriksaan dilakukan oleh orang berusia 55 – 79 tahun yang merokok satu pak
sehari selama 30 tahun atau dua pak sehari selama 15 tahun.
Hingga kini belum
diketahui apakah rekomendasi ini juga perlu untuk perokok yang masih muda atau
perokok yang lebih ringan. Tes kanker paru-paru juga tidak direkomendasikan
bagi orang yang sudah berhenti merokok selama 15 tahun.
Tujuh Gejala Awal Kanker Paru-Paru Yang Tak Disadari
Menjaga kesehatan adalah
hal yang haru dijadikan prioritas setiap orang. Meski begitu, ada saja alasan
untuk mengabaikannya, seperti kurangnya waktu, kesibukan, dan lainnya. Hal ini
menyebabkan banyak orang tak menyadari munculnya penyakit berbahaya pada diri
mereka.
Salah satu penyakit yang
seringkali tak terdeteksi adalah kanker paru-paru. Pada masa-masa awal, kanker
paru-paru seringkali memiliki gejala yang cukup tersembunyi sehingga tak banyak
disadari. Mengetahui gejala ini sangat penting untuk mencegah dan merawat
kanker paru-paru secepatnya.
Seperti dilansir
oleh Boldsky (26/01/2015) lalu, berikut adalah beberapa gejala kanker
paru-paru tahap awal yang jarang sekali diketahui:
1.
Jangan remehkan batuk
Siapa saja bisa mengalami batuk, karena
penyakit ini wajar dialami oleh banyak orang. Namun batuk bisa akan hilang
dalam hitungan hari. Jika batuk terus bertahan lebih dari satu minggu dan
seringkali muncul saat udara dingin, sebaiknya waspada. Itu bisa jadi berkaitan
dengan penyakit paru-paru atau gejala awal kanker paru-paru.
2.
Kehabisan napas
Anda bisa terengah-engah dan kehabisan
napas ketika melakukan banyak kegiatan. Namun berhati-hatilah jika Anda mudah
kehabisan napas tanpa alasan apapun atau ketika Anda tak melakukan kerja berat.
Jika kehabisan napas menjadi hal yang sering terjadi pada Anda, itu bisa jadi
salah satu pertanda kanker paru-paru. Kehabisan bernapas adalah salah satu
tanda kanker paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok.
3.
Sakit pada bagian tertentu
Rasa sakit pada bagian tertentu pada tubuh
bisa jadi dipicu oleh kanker paru-paru. Salah satunya adalah rasa sakit pada
bagian dada, pundak, punggung, dan lengan. Hal ini terjadi karena kanker
paru-paru menyebabkan masalah pernapasan dan menekan saraf pada bagian-bagian
tubuh tertentu.
4.
Sering sakit
Kesehatan yang buruk dan berkali-kali
mengalami sakit adalah salah satu gejala kanker paru-paru yang disebabkan oleh
kebiasaan merokok. Jika Anda memiliki kebiasaan merokok, Anda akan sering
merasa lelah, depresi, penurunan berat badan, dan rasa sakit pada lutut. Anda
harus segera berkonsultasi dengan dokter dan melakukan pemeriksaan secara
menyeluruh untuk mengetahui apa penyebab sakit tersebut.
5.
Bronchitis
Bronchitis adalah salah satu gejala
penyakit kanker paru-paru yang jarang terjadi. Biasanya ini terjadi pada
perokok. Jika Anda sering merasa sakit dan tak sehat karena bronchitis
sebaiknya waspada karena itu bisa jadi memicu munculnya kanker paru-paru.
6.
Napas berbunyi
Napas yang berbunyi saat tidur adalah salah
satu gejala yang harus diwaspadai. Ini merupakan salah satu gejala kanker
paru-paru yang seringkali disalahartikan sebagai masalah tidur. Meski begitu,
jika masalah ini terus muncul bahkan ketika masalah tidur sudah diatasi,
sebaiknya konsultasikan pada dokter dan periksa kesehatan pernapasan Anda.
7.
Suara berubah
Suara bisa berubah serak dan tak menyenangkan
ketika Anda mengalami demam atau flu. Namun ini juga merupakan salah satu
gejala kanker paru-paru yang sering disalahartikan. Kanker paru-paru akan
mempengaruhi kotak suara sehingga sangat mungkin akan menyebabkan suara Anda
berubah. Jika suara Anda berubah dalam waktu yang lama, bahkan ketika pilek
atau flu sudah sembuh, sebaiknya periksakan ke dokter dan lakukan rontgen
paru-paru.
Beberapa gejala kanker paru-paru tersebut
terlihat biasa dan bisa disalahartikan sebagai penyakit lain. Namun Anda harus
waspada. Mengetahui gejala awal tersebut bisa menyelamatkan nyawa Anda atau
nyawa orang yang Anda cintai.
Pada masa-masa awal,
kanker paru-paru seringkali memiliki gejala yang cukup tersembunyi sehingga tak
banyak disadari.
Tahukah Anda, Bahwa Menghirup
Oksigen Saat Bernapas Dapat Sebabkan Kanker?
Saat bernapas, oksigen
merupakan udara yang penting untuk Anda hirup setiap harinya. Oksigen bahkan
berada di dalam aliran darah Anda untuk menjaga agar tubuh tetap berfungsi
optimal.
Namun tahukah Anda bahwa
menghirup oksigen ternyata bisa meningkatkan risiko Anda untuk terkena kanker
paru-paru?
“Meskipun oksigen
memainkan peranan penting bagi kehidupan manusia, namun kami menemukan bahwa
cara tubuh untuk memproses oksigen memiliki potensi karsinogenik,” ujar Kamen
Simeonov dari University of Pennsylvania.
“Oksigen dikenal sangat
reaktif. Ketika sel-sel dalam tubuh menggunakan oksigen untuk mengolah energi
yang tersimpan di dalam makanan, maka proses ini menghasilkan efek samping yang
disebut dengan radikal bebas. Radikal bebas mampu menyebabkan kerusakan
struktur sel dan DNA yang dapat memicu kanker,” jelas Daniel Himmelstein,
peneliti lainnya dari University of California di San Francisco.
Oksigen dikenal sangat
reaktif. Ketika sel-sel dalam tubuh menggunakan oksigen untuk mengolah energi
yang tersimpan di dalam makanan, maka proses ini menghasilkan efek samping yang
disebut dengan radikal bebas. Radikal bebas mampu menyebabkan kerusakan
struktur sel dan DNA yang dapat memicu kanker
Radikal bebas ( free
radical), adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron dari pasangan
elektron bebasnya, atau merupakan hasil pemisahan homolitik suatu ikatan
kovalen. Radikal bebas tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak
berpasangan dan mencari pasangan elektron dalam makromolekul biologi.
Akibat pemecahan homolitik
itu, suatu molekul akan terpecah menjadi radikal bebas yang mempunyai elektron
tak berpasangan. Elektron memerlukan pasangan untuk menyeimbangkan nilai
spinnya, sehingga molekul radikal menjadi tidak stabil dan mudah sekali
bereaksi dengan molekul lain, dan membentuk radikal baru.
Radikal bebas dapat
dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap
rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat pemicu radikal dalam makanan dan
polutan lain. Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis,
yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata.
Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan
jantung,kanker, katarak dan menurunnya fungsi ginjal.
Untuk mencegah atau
mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan Antioksidan
(Antioxidant) yaitu merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah
proses oksidasi. Zat ini secara nyata mampu memperlambat atau menghambat
oksidasi zat yang mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah.
Antioksidan juga sesuai
didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya
radikal bebas oksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit, radikal bebas ini
dapat berasal dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya. Contoh
antioksidan sekunder diantaranya yaitu vitamin E, Vitamin C, dan
β-karoten (beta-Carotene).
β-Karoten adalah
pigmen berlimpah pada tanaman dan buah-buahan yang memiliki warna merah-oranye.
β-Karoten adalah senyawa organik dan kimia yang diklasifikasikan sebagai
hidrokarbon dan secara khusus sebagai terpenoid (isoprenoid), turunan dari unit
isoprena.
“Resiko untuk terkena
kanker paru-paru karena menghirup oksigen akan meningkat saat oksigen yang Anda
hirup mengandung polusi atau paparan sinar matahari yang terlalu tinggi. Iklim
yang berubah menyebabkan menurunnya kualitas oksigen, juga sangat berperan
besar,” pungkas mereka.
Tahukah Anda, Bahwa
Suplemen Vitamin E Justru Memperparah Kanker Paru-Paru?
Suplemen vitamin A, C, dan
E dan beberapa jenis suplemen vitamin lain yang bermanfaat sebagai zat anti
oksidan justru mampu memperparah penyakit kanker paru-paru pada perokok karena
akan mematikan pertahanan alami tubuh Anda. Akibatnya sistem kekebalan tubuh
Anda melemah dan sel kanker akan dengan lebih mudah berkembang di dalam tubuh
Anda.
Selama ini Anda mengenal
bahwa vitamin E bermanfaat sebagai zat anti oksidan di dalam tubuh. Oleh
karenanya, vitamin E baik untuk mencegah penyakit kanker dan juga menghambat
pertumbuhan sel kanker di dalam tubuh penderita kanker.
Namun seperti dilansir
dari dailymail.co.uk, suplemen vitamin E dan beberapa jenis suplemen
vitamin lain yang bermanfaat sebagai zat anti oksidan justru mampu memperparah
penyakit kanker paru-paru pada perokok.
Penelitian yang
menggunakan tikus sebagai bahan penelitian ini mengungkapkan bahwa zat anti
oksidan seperti vitamin A, C, dan E akan mematikan pertahanan alami tubuh Anda.
Akibatnya sistem kekebalan tubuh Anda melemah dan sel kanker akan dengan lebih
mudah berkembang di dalam tubuh Anda.
Penelitian ini jelas
memancing kontroversi. Dr Emma Smith, seorang peneliti senior dari Cancer
Research di Inggris mengatakan bahwa penelitian tersebut membutuhkan pembuktian
lanjutan. Sebab menurutnya sebenarnya tidak ada suplemen yang benar-benar mampu
menangkal atau menyembuhkan penyakit kanker.
Lebih lanjut ia
menjelaskan bahwa penyakit kanker dapat dicegah dengan selalu mengonsumsi
makanan sehat dan alami.
No comments:
Post a Comment