Thursday, 29 December 2016

Wali Paidi 10


Sehabis dari acara peresmian toko mas kiai mursyid, wali paidi pamit pulang, sebenarnya uang wali paidi ini sudah habis sama sekali dikasihkan kepada tamu-tamu mas kiai mursyid yg bersarug dan berpeci itu, sebagai uang kaget, kaget atas acara yg begitu menghebohkan. mas kiai mursyid yg tahu kalau wali paidi ini kehabisan uang malah menggodanya, ketika wali wali paidi pamit padanya
“ kang..duwit sampeyan kan masih banyak, jadi aku wes gak usah nyangoni, ini garam aja sampeyan bawa…” ucap mas yai musyid
"hehehe…iya mas yai terimakasih…”ucap wali paidi
Memang mulai mbah yai, abah yai sampai mas yai mursyid ini garam adalah cenderamata pondok beliau-beliau ini, garam “suwuk” ini bisa digunakan untuk apa saja, mengobati penyakit dhohir maupun bathin, dan masih banyak kegunaan lainnya tinggal niatnya apa bagi yg menggunakannya…
Adik mas kiai mursyid menawarkan untuk mengantar wali paidi ke terminal tapi wali tidak mau
“ saya jalan kaki saja sambil jalan-jalan menikmati pemandangan..” ucap wali paidi kepada adik mas kiai mursyid
Setelah bersalam salaman wali paidi pamit dan meneruskan berjalan ke arah terminal, dzikir selalu menyertai setiap langkah wali paidi ini, ketika wali paidi melintasi jalan di pinggir alun-alun ada segerombolan pemuda yg
mengawasi wali paidi, dg tersenyum wali paidi meneruskan langkahnya, wali paidi sebenarnya sudah tahu kalau sebentar lagi dia akan dicegat dan di palak dimintai duwit oleh mereka, ini yg jadi ganjalan hati wali paidi, karena dia sudah gak punya uang sama sekali, dia akan malu sekali karena tidak bisa memberi kpd orang yg meminta
“kasihan mereka kalau sampai tidak mendapatkan uang dariku” bathin wali paidi
Wali paidi berusaha menghidar karena malu, dia menyebrang jalan berusaha menghindari mereka tapi gerombolan pemuda ini mengikutinya dan satu orang maju kedepan mencegat wali paidi
“ duwit..serahkan duwitmu..ayo cepat…” ucap pemuda itu yg rupanya pimpinan gerombolan ini
Wali paidi dengan tersenyum membuka kaca mata hitamnya dan melihat satu persatu para pemuda gerombolan ini, di kaos pimpinan gerombolan ini ada symbol hati yg bersinar yg bertuliskan “SH” , mereka yg melihat wali paidi yg begitu tenang jadi keder, dan mereka heran melihat ketenangan dan tampak tidak ada ketakutan sama sekali diwajah wali paidi
“ mohon maaf yg sebesar- besarnya aku tidak punya uang sama sekali, maaf aku membuat kalian kecewa, uangku sudah habis kukasihkan kepada orang lain “ ucap wali paidi kepada ketua gerombolan ini
Ketua gerombolan ini hatinya jadi bergetar ketika melihat tatapan mata wali paidi yg begitu teduh, hati pemuda ini jadi damai, dan tanpa disadari mata pemuda ini mulai berkaca-kaca, pemuda ini mulai teringat dg dosa-dosanya selama ini, pemuda ini juga tidak tahu mengapa hatinya begitu trenyuh dan teringat dg masa
lalunya teringat dengan pesan- pesan gurunya dahulu
Kawanan gerombolan ini juga ikut terdiam melihat pimpinan mereka diam tak bergerak sama sekali, mereka jadi heran, biasanya mas gohell (yg nama aslinya sholeh) ini kalau ada orang dimintai duwit tapi tidak memberi lansung dipukulinya sampai kelenger tapi sekarang tidak bergerak menghadapi pemuda ini
“ saya tidak bisa memberi apa- apa, ini ada garam kalau sampeyan mau, katanya ibu sampeyan sekarang sakit…” ucap wali paidi kepada pimpinan gerombolan ini yg ternyata bernama gohell
Pemuda yg bernama gohell ini jadi heran setengah mati, pemuda distro ini (wali paidi) kok bisa tahu kalau sekarang ibunya lagi sakit dan sudah berhari – hari ini hatinya galau memikirkan penyakit ibunya yg gak sembuh-sembuh, hatinya begitu trenyuh dg perhatian wali paidi terhadap ibunya, karena selama ini semua orang dikampungnya tidak ada yg perduli dg keluarganya mereka hanya mencibir tidak pernah memperhatikan keluarganya

Tanpa bisa ditahan pemuda ini terduduk dihadapan wali paidi dan menangis tersedu-sedu……

BERSAMBUNG …

No comments:

Post a Comment