Sehabis dari acara peresmian
toko mas kiai mursyid, wali paidi pamit pulang, sebenarnya uang wali paidi ini
sudah habis sama sekali dikasihkan kepada tamu-tamu mas kiai mursyid yg
bersarug dan berpeci itu, sebagai uang kaget, kaget atas acara yg begitu
menghebohkan. mas kiai mursyid yg tahu kalau wali paidi ini kehabisan uang
malah menggodanya, ketika wali wali paidi pamit padanya
“ kang..duwit sampeyan kan
masih banyak, jadi aku wes gak usah nyangoni, ini garam aja sampeyan bawa…”
ucap mas yai musyid
"hehehe…iya mas yai
terimakasih…”ucap wali paidi
Memang mulai mbah yai, abah
yai sampai mas yai mursyid ini garam adalah cenderamata pondok beliau-beliau
ini, garam “suwuk” ini bisa digunakan untuk apa saja, mengobati penyakit dhohir
maupun bathin, dan masih banyak kegunaan lainnya tinggal niatnya apa bagi yg
menggunakannya…
Adik mas kiai mursyid
menawarkan untuk mengantar wali paidi ke terminal tapi wali tidak mau
“ saya jalan kaki saja
sambil jalan-jalan menikmati pemandangan..” ucap wali paidi kepada adik mas
kiai mursyid
Setelah bersalam salaman
wali paidi pamit dan meneruskan berjalan ke arah terminal, dzikir selalu
menyertai setiap langkah wali paidi ini, ketika wali paidi melintasi jalan di
pinggir alun-alun ada segerombolan pemuda yg
mengawasi wali paidi, dg tersenyum wali paidi meneruskan langkahnya, wali paidi sebenarnya sudah tahu kalau sebentar lagi dia akan dicegat dan di palak dimintai duwit oleh mereka, ini yg jadi ganjalan hati wali paidi, karena dia sudah gak punya uang sama sekali, dia akan malu sekali karena tidak bisa memberi kpd orang yg meminta
mengawasi wali paidi, dg tersenyum wali paidi meneruskan langkahnya, wali paidi sebenarnya sudah tahu kalau sebentar lagi dia akan dicegat dan di palak dimintai duwit oleh mereka, ini yg jadi ganjalan hati wali paidi, karena dia sudah gak punya uang sama sekali, dia akan malu sekali karena tidak bisa memberi kpd orang yg meminta
“kasihan mereka kalau sampai
tidak mendapatkan uang dariku” bathin wali paidi
Wali paidi berusaha
menghidar karena malu, dia menyebrang jalan berusaha menghindari mereka tapi
gerombolan pemuda ini mengikutinya dan satu orang maju kedepan mencegat wali
paidi
“ duwit..serahkan
duwitmu..ayo cepat…” ucap pemuda itu yg rupanya pimpinan gerombolan ini
Wali paidi dengan tersenyum
membuka kaca mata hitamnya dan melihat satu persatu para pemuda gerombolan ini,
di kaos pimpinan gerombolan ini ada symbol hati yg bersinar yg bertuliskan “SH”
, mereka yg melihat wali paidi yg begitu tenang jadi keder, dan mereka heran
melihat ketenangan dan tampak tidak ada ketakutan sama sekali diwajah wali
paidi
“ mohon maaf yg sebesar-
besarnya aku tidak punya uang sama sekali, maaf aku membuat kalian kecewa,
uangku sudah habis kukasihkan kepada orang lain “ ucap wali paidi kepada ketua
gerombolan ini
Ketua gerombolan ini hatinya
jadi bergetar ketika melihat tatapan mata wali paidi yg begitu teduh, hati
pemuda ini jadi damai, dan tanpa disadari mata pemuda ini mulai berkaca-kaca,
pemuda ini mulai teringat dg dosa-dosanya selama ini, pemuda ini juga tidak
tahu mengapa hatinya begitu trenyuh dan teringat dg masa
lalunya teringat dengan pesan- pesan gurunya dahulu
lalunya teringat dengan pesan- pesan gurunya dahulu
Kawanan gerombolan ini juga
ikut terdiam melihat pimpinan mereka diam tak bergerak sama sekali, mereka jadi
heran, biasanya mas gohell (yg nama aslinya sholeh) ini kalau ada orang
dimintai duwit tapi tidak memberi lansung dipukulinya sampai kelenger tapi
sekarang tidak bergerak menghadapi pemuda ini
“ saya tidak bisa memberi
apa- apa, ini ada garam kalau sampeyan mau, katanya ibu sampeyan sekarang
sakit…” ucap wali paidi kepada pimpinan gerombolan ini yg ternyata bernama
gohell
Pemuda yg bernama gohell ini
jadi heran setengah mati, pemuda distro ini (wali paidi) kok bisa tahu kalau
sekarang ibunya lagi sakit dan sudah berhari – hari ini hatinya galau
memikirkan penyakit ibunya yg gak sembuh-sembuh, hatinya begitu trenyuh dg
perhatian wali paidi terhadap ibunya, karena selama ini semua orang
dikampungnya tidak ada yg perduli dg keluarganya mereka hanya mencibir tidak pernah
memperhatikan keluarganya
Tanpa bisa ditahan pemuda
ini terduduk dihadapan wali paidi dan menangis tersedu-sedu……
BERSAMBUNG …
No comments:
Post a Comment