Monday, 5 December 2016

Roro Jonggrang


Pada zaman dulu kala, terbentuk satu buah kerajaan yang begitu besar yang dengan nama Prambanan. Rakyat Prambanan begitu damai serta makmur di bawah kepemimpinan raja yang dengan nama Prabu Baka. Kerajaan-kerajaan kecil pada wilayah sekitar Prambanan pun begitu tunduk serta menghormati kepemimpinan Prabu Baka
Sementara itu di lain tempat, terdapat satu kerajaan yang tidak kalah besarnya sama kerajaan Prambanan, yaitu kerajaan Pengging. Kerajaan itu di kenal begitu arogan serta kepingin selalu memperluas wilayah kekuasaanya. Kerajaan Pengging memelihara satu orang ksatria sakti yang dengan nama Bondowoso
Dia memiliki senjata sakti yang dengan nama Bandung, hingga Bondowoso di kenal dengan sebutan Bandung Bondowoso. Selain memiliki senjata yang sakti, Bandung Bondowoso pun memiliki bala tentara berupa Jin. Bala tentara itu yang digunakan Bandung Bondowoso buat membantunya untuk menyerang kerajaan lain selanjutnya memenuhi segala keinginannya
Sampai Suatu saat, Raja Pengging yang arogan memanggil Bandung Bondowoso. Raja Pengging tersebut lalu memerintahkan Bandung Bondowoso buat menyerang Kerajaan Prambanan. Keesokan harinya Bandung Bondowoso memanggil balatentaranya yang dalam bentuk Jin buat berkumpul, serta langsung berangkat menuju Kerajaan Prambanan
Setibanya di Prambanan, mereka lantas menyerbu masuk ke dalam istana Prambanan. Prabu Baka serta pasukannya kalang kabut, dikarenakan mereka kurang persiapan. Akhirnya Bandung Bondowoso sukses menduduki Kerajaan Prambanan, serta Prabu Baka tewas dikarenakan terkena senjata Bandung Bondowoso
Kemenangan Bandung Bondowoso sama pasukannya disambut gembira sama Raja Pengging. Lalu Raja Pengging pun mengamanatkan Bandung Bondowoso buat menempati Istana Prambanan serta mengurus segala isinya,termasuk keluarga Prabu Baka
Pada saat Bandung Bondowoso berada di Istana Kerajaan Prambanan, ia melihat salah satu wanita yang begitu cantik jelita. Wanita itu ialah Roro Jonggrang, putri dari Prabu Baka. Ketika melihat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso mulai jatuh hati. Dengan tiada berpikir panjang lagi, Bandung Bondowoso lantas memanggil serta melamar Roro Jonggrang
Wahai Roro Jonggrang, maukah seandainya kamu jadi permaisuriku?, Tanya Bandung Bondowoso terhadap Roro Jonggran
Mendengar pertanyaan yang ada di Bandung Bondowoso itu, Roro Jonggrang cuma terdiam serta tampak bingung. Sebenarnya ia begitu membenci Bandung Bondowoso, dikarenakan sudah membunuh ayahnya yang begitu dicintainya. Tapi di sisi lain, Roro Jonggrang merasa takut menolak lamaran Bandung Bondowoso. Akhirnya sesudah berfikir sejenak, Roro Jonggrang pun mendapatkan satu cara agar Bandung Bondowoso tak jadi menikahinya.
Baiklah,aku menerima lamaranmu. Namun selesai kamu mengabulkan satu syarat dariku,jawab Roro Jonggrang.
Apakah syaratmu tersebut Roro Jonggrang?,Tanya Bandung Bandawasa.
Buatkan aku seribu candi serta dua buah sumur dalam waktu satu malam, Jawab Roro Jonggrang.
Mendengar syarat yang diajukan Roro Jonggrang itu, Bandung Bondowoso pun lantas menyetujuinya. Dia merasa bahwa hal itu merupakan syarat yang begitu mudah baginya, dikarenakan Bandung Bondowoso memiliki balatentara Jin yang begitu banyak.
Pada malam harinya, Bandung Bandawasa mulai mengumpulkan balatentaranya. Dalam waktu sekejap, balatentara yang dalam bentuk Jin itu datang. Sesudah mendengar perintah yang berasal dari Bandung Bondowoso, para balatentara tersebut lantas membangun candi serta sumur dengan begitu cepat.
Roro Jonggrang yang menyaksikan pembangunan candi mulai gelisah dan ketakutan, karena dalam dua per tiga malam, tinggal tiga buah candi dan sebuah sumur saja yang belum mereka selesaikan.
Roro Jonggrang lalu berpikir keras, mencari cara supaya Bandung Bondowoso tak bisa memenuhi persyaratannya.
Sesudah berpikir keras, Roro Jonggrang kemudian mendapatkan jalan keluar. Dia bakal membikin suasana jadi seperti pagi,hingga para Jin itu menghentikan pembuatan candi.
Roro Jonggrang secepatnya memanggil seluruhnya dayang-dayang yang berada di istana. Dayang-dayang itu diberi tugas Roro Jonggrang buat membakar jerami, membunyikan lesung, juga menaburkan bunga yang berbau semerbak mewangi.
Mendengar amanat yang berasal dari Roro Jonggrang, dayang-dayang lekas membakar jerami. Tidak lama kemudian langit tampak kemerah merahan, serta lesung pun mulai dibunyikan. Bau harum bunga yang disebar jadi tercium, selanjutnya ayam pun mulai berkokok.
Melihat langit memerah, bunyi lesung, serta bau harumnya bunga itu, kemudian balatentara Bandung Bondowoso mulai pergi meninggalkan pekerjaannya. Mereka berfikir hari telah mulai pagi, selanjutnya mereka pun mesti pergi.
Melihat Balatentaranya pergi, Bandung Bondowoso berteriak: Hai balatentaraku, hari belum pagi. Kembalilah buat merampungkan pembangunan candi ini !!!
Para Jin itu tetap pergi, dan tak menghiraukan teriakan Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso pun merasa begitu kesal, serta akhirnya menyelesaikan pembangunan candi yang tersisa. Akan tetapi sungguh sial, belum selesai pembangunan candi itu, pagi telah datang. Bandung Bondowoso pun gagal memenuhi syarat yang berasal dari Roro Jonggrang.
Mengetahui kegagalan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang kemudian menghampiri Bandung Bondowoso. Kamu gagal memenuhi syarat dariku, Bandung Bondowoso, tegas Roro Jonggrang.
Mendengar kata Roro Jonggrang itu, Bandung Bondowoso begitu marah. Dengan nada begitu keras, Bandung Bondowoso berkata: Kau curang Roro Jonggrang. Sesungguhnya engkaulah yang menggagalkan pembangunan seribu candi ini. Oleh karena itu, Engkau aku kutuk jadi arca yang berada di dalam candi yang keseribu !

Berkat kesaktian Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang berubah jadi patung. Wujud arca itu sampai kini bisa disaksikan di dalam kompleks candi Prambanan, serta nama candi itu dikenal dengan nama candi Roro Jonggrang. Sementara candi-candi yang berada di sekitarnya disebut dengan Candi Sewu ataupun Candi Seribu.

No comments:

Post a Comment