Monday, 5 December 2016

Keong Mas


Raja Kertamarta adalah raja kerajaan Daha. Ia mempunyai dua orang putri, yaitu Dewi Galuh Ajeng dan Candra Kirana. Candra Kirana sangat cantik dan baik hati, sehingga Galuh Ajeng sering iri padanya.
Candra Kirana dijodohkan dengan putra mahkota kerajaan Kahuripan, yaitu Pangeran Inu Kertapati. Galuh Ajeng menyukai Pangeran Inu Kertapati, sehingga ia tidak senang dengan perjodohan itu. Ia pun memfitnah Candra Kirana, hingga Candra Kirana diusir dari kerajaan. Tak hanya itu, Galuh Ajeng pun menyuruh nenek sihir untuk menyihir Candra Kirana.
Ketika Candra Kirana berjalan seorang diri, tiba-tiba nenek sihir muncul di hadapannya dan menyihirnya menjadi keong emas. Lalu dibuangnya keong emas itu ke tengah laut.
Suatu hari seorang nelayan tua menjaring di laut, dan keong emas tersangkut di dalamnya. Karena warna keong itu sangat bagus, maka nenek nelayan itu membawanya pulang dan menyimpannya di tempayan.
Keesokan harinya, saat nenek pulang dari mencari ikan di laut, dilihatnya di meja makan telah tersaji makanan yang enak-enak. Nenek bingung, siapa yang mengirim makanan untuknya? Demikianlah selama beberapa hari hal serupa terus berulang. Karena penasaran, nenek pura-pura pergi ke laut seperti biasa, namun beberapa saat kemudian ia pulang dan mengintip ke dalam rumah. Betapa kaget ia melihat seorang gadis cantik sedang memasak. Maka didekatinya gadis itu.
“Siapa kau sebenarnya Nak? Kenapa ada di rumah nenek?” Tanya nenek dengan sopan.
“Maaf Nek, Saya adalah putri raja yang disihir menjadi keong emas oleh saudara saya yang iri pada saya. Sihir saya bisa hilang bila bertemu kekasih saya.” Jawab gadis itu.
Seketika gadis itu masuk lagi ke dalam cangkang keong emas. Nenek tertegun mendengarnya. Sementara itu, Pangeran Inu Kertapati menyamar menjadi rakyat biasa. Ia pergi ke desa-desa untuk mencari kekasihnya, Candra Kirana. Nenek sihir mengetahuinya, maka ia merubah dirinya menjadi burung gagak hitam yang bisa bicara. Pangeran Inu Kertapati mengira ia gagak sakti karena bisa bicara dan mengetahui maksud kedatangannya ke desa tersebut. Maka ketika gagak itu menunjukkan tempat Candra Kirana, Pangeran menuruti petujuk gagak tersebut. Padahal gagak tadi sengaja menunjukkan tempat yang salah.
Di tengah jalan, Pangeran bertemu kakek tua yang kelaparan. Maka Pangeran memberikan bekalnya. Ternyata kakek itu sakti. Ia tahu tempat Candra Kirana. Ia memukul gagak hitam dengan tongkatnya. Gagak itupun berubah menjadi asap. Lalu kakek sakti itu memberitahu Pangeran bahwa Candra Kirana ada di desa Dadapan.
Maka Pangeran menuju desa Dadapan. Di tengah jalan ia kehausan, dan bekalnya telah habis. Maka ia bermaksud minta minum ke sebuah gubuk yang dilihatnya. Betapa terkejutnya ia saat mendekati gubuk itu. Di dapur ia melihat Candra Kirana sedang memasak. Dengan pertemuan itu, maka hilanglah sihir Candra Kirana. Setelah menceritakan pada nenek nelayan, maka Candra Kirana dan nenek itu diboyong ke kerajaan Daha.
Pangeran melaporkan perbuatan Galuh Ajeng ke raja Kertamarta. Maka Galuh Ajeng diberi hukuman yang setimpal. Karena merasa takut, Galuh Ajeng lari ke hutan dan terperosok ke dalam jurang dan akhirnya meninggal.

Pangeran Inu Kertapati dan Candra Kirana menikah dan hidup bahagia. Nenek nelayan pun ikut bersama mereka.

No comments:

Post a Comment