Gunung Lawu yang berada di perbatasan Jawa Timur dan
Jawa Tengah memang memiliki panorama alam yang indah, dan juga menyimpan sejuta
misteri dan legenda . Gelaran flora dan fauna di Lawu terlihat masih terjaga
akibat dari perlakuan baik para pendakinya dan juga penjaga Lawu. Semoga hingga
nanti akan tetap demikian. Gunung Lawu tetap berpagar alam.
Meskipun menyimpan sejuta misteri, banyak wisatawan
lokal yang sekadar melepas penat sambil menikmati kesejukan udara pegunungan.
Di kaki Gunung Lawu, tepatnya sekitar jalan masuk Cemoro Sewu atau Cemoro
Kandang, juga banyak berdiri warung makanan dan minuman.
Gunung Lawu pun
tak pernah sepi dari para pendaki yang mencoba untuk mendakinya, terutama
setiap pergantian Tahun Baru Jawa atau dikenal dengan bulan Suro dan masa
liburan.
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, Gunung
Lawu dipercaya sebagai tempat pertapaan dari Raden Brawijaya V, Raja Majapahit
yang terakhir. Oleh masyarakat setempat, namanya juga dikenal dengan Sunan
Lawu.
Gunung Lawu memiliki kawah yang sangat terkenal, yakni
Kawah Condrodimuko . Selain itu di Gunung Lawu, banyak sekali tempat yang
dianggap keramat, seperti Sendang Drajat, Hargo Dalem, Hargo Dumilah, Pasar
Dieng, Batu Tugu Punden Berundak, Lumbung Selayur, Telaga Kuning , dan masih banyak
lagi. Meskipun demikian, di Gunung Lawu tumbuh banyak bunga Edelweis berwarna
merah muda, kuning, dan putih terutama di lembah dan lerengnya.
Berbeda dengan gunung - gunung yang ada di Indonesia,
Gunung Lawu memiki tiga puncak utama yang menyiman pesona dan misteri. Tiga
puncak utama menjadi tempat yang yang dianggap sakral di Tanah Jawa. Puncak
tertinggi bernama Hargo Dumilah , kemudian Hargo Dalem dan Hargo Dumiling . Perbedaan lainnya,
puncak utama kedua Gunung Lawu, yakni Hargo Dalem, berdiri sebuah warung makan
satu - satunya.
Warung yang berdiri di puncak tersebut dikelola oleh
Mbok Yem—biasa dipanggil para pendaki—yang merupakan warga Tawangmangu,
Karanganyar, Jawa Tengah. Dia memutuskan tinggal di puncak Gunung Lawu dan
berjualan kebutuhan para pendaki, mulai dari mi rebus, mi goreng, nasi pecel,
teh panas, pasta gigi, sabun, dan sebagainya.
Harganya jelas beda dengan harga jual di daerah bawah
Gunung Lawu. Mbok Yem ini tidak pernah turun, kecuali barang jualannya habis
dan ada hajatan.
Gunung Lawu
terletak di ketinggian 3.265 meter di atas permukaan laut ( Mdpl ). Di
sekitar areal Gunung Lawu ini masih tersimpan berbagai peninggalan sejarah
akhir masa Kerajaan Majapahit, seperti Candi Cetho dan Candi Sukuh yang merupakan peninggalan Prabu Brawijaya
V selama dalam pelariannya menghindari
kejaran anak sendiri yang juga pendiri Kerajaan Demak . Selain itu, tempat yang
bisa dikunjungi selain puncak Hargo Dalem
dan Hargo Dumilah adalah Sendang Panguripan dan Sendang Drajat.
Sendang Panguripan memiliki sumber mata air yang sering
digunakan para peziarah dan para pendaki gunung sebagai sumber air bersih.
Demikian juga dengan Sendang Drajat yang airnya diyakini mampu menyembuhkan
berbagai penyakit, tentu saja atas seizin Tuhan Yang Maha Kuasa .
Dari puncak Gunung Lawu ini selain bisa melihat
langsung terbitnya Matahari, bisa secara langsung melihat puncak Gunung
Merapi dan Merbabu. Dan, dari arah timur
tampak puncak Gunung Kelud serta Gunung
Wilis di Jawa Timur.
Selain itu, Gunung Lawu memikili karasteristik yang
unik. Meski bukan termasuk jajaran gunung tertinggi di Pulau Jawa, suhu di
puncak Lawu dirasa paling dingin. Saat musim kemarau, suhunya bisa mencapai
minus 5 derajat Celsius.
No comments:
Post a Comment