Abiyasa
Abiyasa
dikenal pula dengan nama Resi Wiyasa (Mahabharata). Ia putra Resi Palasara dari
pertapaan Retawu, dengan Dewi Durgandini, putri Prabu Basuketi, raja Wirata.
Abiyasa memiliki sifat dan perwatakan ; pandai, sangat cerdas, arif bijaksana,
alim, soleh, berwibawa, limpad dan linuwih. Ia juga memiliki berbagai
keistimewaan antara lain ; ahli bertapa, ahli nujum, ahli pengobatan (tabib),
banyak memiliki ilmu kesaktian, ahli tata negara dan tata pemerintahan. Abiyasa
juga mendapat anugrah Dewata berumur panjang.
Untuk
mengisi kekosongan tahta kerajaan Astina karena meninggalnya Prabu
Wicitrawirya, Abiyasa diboyong oleh dewi Durgandini ke Astina dan dijadikan
raja dengan gelar Prabu Kresnadwipayana. Dewi Ambika janda Prabu Citragada dan
Dewi Ambiki/Ambalika janda Prabu Wicitrawirya kemudian dikawinkan dengan
Abiyasa. Dari perkawinan tersebut Abiyasa memperoleh dua orang putra, yaitu ;
Drestarasta dari Dewi Ambika, dan Pandu dari Dewi Ambiki. Abiyasa juga kawin
dengan Dewi Datri, penyanyi kidung Weda di pertapaan Srungga, dan berputra
Yamawidura.
Setelah menobatkan Pandu menjadi raja Astina, Abiyasa kembali ke pertapaan Retawu. Abiyasa/Resi Wiyasa juga dikenal sebagai pujangga besar dengan karyanya ; Kisah kepahlawanan Mahabharata yang terdiri dari seratus ribu (100.000) seloka dan dibagi dalam delapan belas (18) buku yang dinamakan Parwa.
Setelah menobatkan Pandu menjadi raja Astina, Abiyasa kembali ke pertapaan Retawu. Abiyasa/Resi Wiyasa juga dikenal sebagai pujangga besar dengan karyanya ; Kisah kepahlawanan Mahabharata yang terdiri dari seratus ribu (100.000) seloka dan dibagi dalam delapan belas (18) buku yang dinamakan Parwa.
Abiyasa
meninggal setelah berakhirnya perang Bharatayuda, tepatnya satu pekan setelah
kelahiran Parikesait, putra Abimanyu dengan Dewi Utari. Ia moksa kembali ke
alam Nirwana dengan menaiki kereta cahaya.
No comments:
Post a Comment