Pada
suatu saat dikala akan terjadi peperangan, Nabi Muhammad SAW memerintahkan kaum
muslimin untuk menggali parit. Namun penggalian tersebut menjadi tertunda
karena ada sebuah batu yang sangat besar emnghalangi para sahabat untuk
menggali.
Kejadian
ini langsung saja dilaporkan oleh salah seorang sahabat kepada Rasululah SAW
yang kebetulan Beliau mencangkul pada sisi yang lain. Mendengar laporan
sahabatnya, segera saja Rasulullah SAW melangkah ke arah bongkahan batu besar
yang menghalangi para sahabat untuk menggali.
Rasululah
SAW berdiri, mengambil cangkul, lalu meletakkan selendangnya di sisi parit dan
membaca ayat Al-Qur,an Surat Al-An'am ayat 115.
وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلا لا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلا لا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya:
"Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui."
"Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui."
Setelah
Rasulullah SAW mengucapkan doa tersebut, maka dicangkullah batu besar tersebut
hingga pecah sepertiganya. Sahabat Rasul yang bernama Salman Al-Farisi yang
sedang berdiri tak jauh dari tempat Rasulullah SAW telah melihat ada kilatan
cahaya yang mengiri ayunan pertama cangkul Rasulullah SAW.
Kemudian
Rasulullah SAW mengayunkan cangkulnya untuk yang kedua kali dan membaca ayat
itu lagi. Lalu pecahlah sepertiga bagian batu itu dan berkilatlah seberkas
sinar yang disaksikan oleh Salman.
Tak
berselang lama, Rasulullah SAW mengayunkan cangkulnya untuk ketiga kalinya
sambil membaca ayat itu lagi dan pecahlah sepertiga bagian batu yang
tersisa.
Batu
besar tersebut telah hancur hanya dengan sebuah cangkul milik Rasulullah SAW.
Setelah
batu besar tersebut hancur, Rasulullah SAW keluar dari dalam galian parit
sambil membawa selendangnya kembali. Saat itulah Salman al-Farisi memberanikan
diri untuk bertanya kepada Beliau mengenai apa yang telah dilihatnya.
"Ya
Rasulullah, aku melihat setiap ayunan cangkulmu diikuti seberkas sinar,"
kata Salma.
Rasulullah
SAW bertanya," Apakah engkau melihatnya, Salman?"
Salman
menjawab," Ya benar saya melihatnya, demi Zat yang mengutusmu dengan
kebenaran."
Rasulullah
SAW bersabda, "Ketika aku mengayunkan cangkul untuk pertama kali,
terlihatlah Persia dan kota-kota sekitarnya, hingga aku melihatnya dengan
mataku sendiri."
Salah
seorang sahabat Nabi yang ada di sana berkata, "Ya Rasulullah, mohonlah
kepada Allah SWT agar membukakan negeri itu bagi kami dan memberikan
kekayaannya kepada kita.
Rasulullah
SAW pun mendoakannya.
Rasulullah
SAW bersabda lagi, "Lalu aku mengayunkan cangkul untuk kedua kali dan
terlihatlah olehku kekaisaran Romawi dan sekitarnya hingga aku melihatnya
dengan mataku sendiri."
Para
sahabat berkata,
"Ya
Rasulullah, mohonlah kepada Allah SWT agar membukakan negeri itu bagi kami dan
memberikan kekayaannya bagi kita." Dan Beliaupun berdoa untuk
itu.
Rasulullah
SAW bersabda,
"Lalu
ketika aku mengayunkan cangkul untuk ketiga kalinya, terlihat oelhku negeri
Habsyi (Ethiopia) dan sekitarnya hingga aku melihatnya dengan mataku
sendiri."
Riwayat dari: (HR. An-Nasa'i)
Riwayat dari: (HR. An-Nasa'i)
No comments:
Post a Comment