Suatu
hari, Qarun keluar ke Madinah dengan perhiasan yang besar dan perlengkapan yang
banyak sambil memakai pakaian yang bagus.
Qarun
termasuk kaum Nabi Musa ‘alaihis salam . Ia adalah seorang yang kaya, harta dan
simpanannya banyak, bahkan kunci-kunci simpanan kekayaannya tidak dapat dibawa
kecuali oleh orang-orang yang kuat. Akan tetapi, Qarun mendurhakai Nabi Musa
dan Harun, ia tidak menerima nasihat keduanya, dan ia menyangka bahwa harta dan
kenikmatan yang didapatkannya adalah karena ia berhak memilikinya dan bahwa ia
memperolehnya karena ilmunya.
Ketika
ia melewati manusia, maka sebagian manusia mendekatinya untuk memberinya
nasihat dengan berkata,
"Janganlah
kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu
membanggakan diri.–Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."
Allah
SWT berfirman,
76.
"Sesungguhnya Karun adalah Termasuk kaum Musa, Maka ia Berlaku aniaya
terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta
yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat.
(ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu
bangga; Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan
diri".
77. "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."
77. "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."
(QS.
Al-Qashash: 76-77)
Maka
Qarun menolak nasihat itu dengan sombong, ia berkata,
"Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku."
"Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku."
Ia
menyangka bahwa harta yang diperolehnya ini karena kecerdasan dan kemampuannya.
Suatu
ketika Qarun keluar ke hadapan manusia dengan satu iring-iringan yang lengkap
dengan pengawal, hamba sahaya dan segala kemewahannya untuk memperlihatkan
kemegahannya kepada kaumnya.
Saat
itu, sebagian manusia ada yang terfitnah (terpukau) dengan kekayaan dan
perhiasan Qarun, mereka ingin sekiranya mereka mempunyai seperti yang dimiliki
Qarun, tetapi orang-orang shaleh di antara mereka berkata,
"Pahala
Allah lebih baik bagi orang yang beriman dan beramal saleh.” Ketika Qarun terus
bersikap sombong dan congkak, maka Allah membenamkan Qarun dan rumahnya ke
dalam bumi, dan tidak ada seorang pun yang mampu menolongnya, dan ketika itu,
orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu, berkata,
"Aduhai,
benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari
hamba-hambanya dan menyempitkannya, kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya
atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). aduhai benarlah, tidak
beruntung orang- orang yang mengingkari (nikmat Allah)."
No comments:
Post a Comment