Aswatama
Bambang
Aswatama adalah putra Resi Drona dari padepokan Sukalima, dengan Dewi
Krepi, putri Prabu Purungaji dari negara Tempuru. Ia berambut dan bertelapak
kaki kuda karena ketika awal mengandung dirinya, Dewi Krepi sedang beralih rupa
menjadi kuda Sembrani, dalam upaya menolong Bambang Kumbayana/Resi Drona
terbang menyeberangi lautan.
Pada
perang Bharatayuddha, Drona gugur karena terkena siasat oleh para Pandawa.
Mereka berbohong bahwa Aswatama telah gugur, tetapi yang dimaksud bukan
Aswatama manusia, melainkan seekor gajah yang bernama Hestitama (Hesti berarti
"Gajah") namun terdengar seperti Aswatama. Lalu Drona menjadi putus
asa setelah ia menanyakan kebenaran kabar tersebut kepada Yudhistira yang dikenal
tak pernah berbohong.
Aswatama
merasa kecewa dengan sikap Duryodana yang terlalu membela Salya yang dituduhnya
sebagai penyebab gugurnya Karna. Aswatama memutuskan untuk mundur dari perang
Bharatayuda. Setelah Perang Bharatayuda berakhir dan keluarga Pandawa pindah
dari Amarta ke Hastinapura, secarabersembunyi Aswatama masuk menyelundup ke
dalam istana Hastinapura.
Ia
berhasil membunuh Drestadyumna (pembunuh ayahnya), Pancawala (putera Puntadewa
alias Yudhistira), Banowati (Janda Duryodana) dan Srikandi. Diceritakan bahwa
akhirnya ia mati oleh Bima, karena badannya hancur dipukul Gada Rujakpala.
No comments:
Post a Comment