Nabi
Isa as ini pernah merasakan kehilangan yang sangat luar biasa.
Bagaimana tidak, pada saat ibunda tercintanya meninggal, Nabi Isa as tidak berada di sisinya.
Bagaimana tidak, pada saat ibunda tercintanya meninggal, Nabi Isa as tidak berada di sisinya.
Maryam
menghembuskan nafas terakhirnya di atas sebuah gunung.
Pada saat itu, Nabi Isa as merasakan kehampaan yang luar biasa. Sosok ibu yang sangat beliau sayangi dan selalu menjadi teman curhatnya telah meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.
Pada saat itu, Nabi Isa as merasakan kehampaan yang luar biasa. Sosok ibu yang sangat beliau sayangi dan selalu menjadi teman curhatnya telah meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.
Begitu
sedihnya Nabi Isa as, hingga saat dirinya turun gunung untuk meminta bantuan
kaum Bani Israil untuk mengurus jenazah ibunya, tapi tak seorang pun dari
mereka yang bersedia membantu.
Nabi
Isa as pun kembali naik ke atas gunung dimana jenazah ibunya berada.
Gelisah
dan gelisah yang Nabi Isa as rasakan. Namun tak lama setelah itu, Allah SWT
mengutus Malaikat Jibril dan Malaikat Mikail agar tutun ke bumi dengan membawa
serta bidadari untuk mengurus jenazah ibunda Nabi Isa as.
Setelah
bertemu dengan para malaikat dan para bidadari, Nabi Isa as pun segera meminta
pertolongan untuk memakamkan jenazah ibunya.
Saat
itu, Malaikat Jibril berhadapan dengan Nabi Isa as dan berkata,
"Aku
ini sebenarnya adalah Malaikat Mikail dan sahabatku ini adalah Malaikat Jibril.
Aku sudah membawakan obat tubuh dan kain kafan dari Tuhanmu dan para bidadari
cantik jelita sekarang sedang turun dari surga untuk memandikan dan mengkafani
ibumu."
Begitu
mendengar penuturan Malaikat Mikail tersebut, Nabi Isa as pun sangat bahagia.
Tak lama kemudian, Malaikat Jibril menggali kubur di atas gunung untuk makam Ibunda Nabi Isa as.
Tak lama kemudian, Malaikat Jibril menggali kubur di atas gunung untuk makam Ibunda Nabi Isa as.
Ketika
para bidadari telah sampai di bumi, mereka langsung memandikan dan mengkafani
jenazah Maryam. Setelah itu, jenazah Maryam dishalatkan kemudian dikuburkan.
Nabi
Isa as pun berdoa kepada Allah SWT,
"Ya
Allah, sesungguhnya Engkau mendengar kata-kataku dan tidak sedikitpun urusanku
yang tersenbunyi dari-Mu. Ibuku kini telah meninggal, sedangkan aku tidak
menyaksikan sendiri ketika dia wafat. Olah karena itu, izinkanlah dia (Maryam)
berkata sesuatu kepadaku."
Tak
lama setelah Ibunda Nabi Isa as dimakamkan, Allah SWT berfirman,
"Sesungguhnya
Aku telah memberi izin kepadanya."
Mendengar
Firman Allah SWT tersebut, Nabi Isa as pun langsung pergi ke makam ibunya.
Setelah sampai di makam, Nabi Isa as berkata,
Setelah sampai di makam, Nabi Isa as berkata,
"Assalamuualaiki
ya ibu, bagaimanakah dengan tempat pembaringanmu dan tempat kembalimu dan
bagaiman pula kedatangan Tuhanmu?"
Maryam
berkata,
"Tempat
pembaringanku dan tempat kembaliku adalah sebaik-baik tempat, sedangkan aku
menghadap kepada Tuhanku, aku tahu bahwa Dia telah menerimaku dengan
rela."
"Wahai
ibu, bagaimanakah rasa sakitnya mati?" tanya Nabi Isa as.
"Demi
Allah SWT yang telah mengutusmu sebagai nabi dengan sebenar-benarnya, belum
hilang rasa pedihnya mati aku rasakan hingga sekarang. Demikian pula rupa
Malaikat Maut yang belum hilang dari pandangan mataku. Alaikassalam, wahai
kasih sayangku sampai hari kiamat," jawab Maryam yang mengakhiri
percakapannya.
Nabi
Isa as pun merasa lega karena ibundanya telah mendapatkan nikmatnya kubur. Nabi
Isa pada detik-detik terakhir meninggalnya Maryam, beliau turun gunung untuk
mencari kayu bakar dan makanan yang digunakan untuk berbuka puasa nantinya.
Dalam
riwayat lain, dijelaskan bahwa Maryam meminta penundaan untuk mati sampai
kembalinya Nabi Isa as. namun permintaan tersebut ditolak dengan tegas oleh
Malaikat Maut.
Ibunda
Maryam meninggal pada saat sedang menunaikan shalat, dikira Nabi Isa as, ibunya
tengah menjalankan shalat hingga Nabi Isa pun turut juga melaksanakan shalat
hingga pagi menjelang.
Setelah
pagi inilah Nabi Isa as baru sadar, bahwa ibunya telah berpulang ke
Rahmatullah.
No comments:
Post a Comment