Abdullah
bin Ahbar, atau nama aslinya Muhair bin Ahbar, mungkin tidak bisa benar-benar
disebut sebagai sahabat Nabi SAW walau ia termasuk dalam karakteristik sahabat
beliau. Muhair bin Ahbar adalah dari golongan jin yang telah memeluk Islam dan
memegang teguh agama tauhid sejak zaman Nabi Nuh AS, Rasul pertama yang diutus
oleh Allah SWT untuk menyeru umat dan kaumnya. Generasi demi generasi dan Rasul
berganti Rasul, Ibnu Ahbar ini mengimani para Rasul tersebut termasuk sampai
kepada Nabi Muhammad SAW. Bisa jadi ia termasuk dalam kelompok jin yang
mengikuti risalah Nabi SAW sebagaimana disitir dalam Al Qur'an Surah al Jin
ayat 1-2.
Muhair bin Ahbar
tinggal di Gunung Tursina bersama istrinya, tetapi ia lebih sering berkeliling
melang-lang buana layaknya seorang musafir. Suatu ketika ia pulang ke rumah dan
didapatinya istrinya sedang menangis. Iapun bertanya, "Kenapa engkau menangis?"
Istrinya
yang juga memeluk Islam dan mempunyai kecintaan yang sangat besar kepada Nabi
SAW, berkata, "Apakah engkau tidak tahu, sesungguhnya Musfir (salah satu
jin kafir yang jahat) telah menjelek-jelekkan Nabi Muhammad SAW sehingga beliau
menjadi sedih….!!"
Memang,
beberapa waktu sebelumnya telah terjadi peristiwa menggemparkan di Makkah
karena berhala milik Walid bin Mughirah, salah seorang tokoh kafir Quraisy,
bisa berbicara. Peristiwanya berawal ketika kaum Quraisy ingin menyatukan
pendapat dalam menyikapi dakwah Nabi SAW, terutama menjelang dimulainya musim
haji. Satu hal yang pasti, mereka menolak dakwah dan ajakan beliau untuk
bertauhid, tetapi alasan apa yang tepat dari penolakan tersebut? Berbagai usul
muncul, seperti menyatakan Nabi SAW sebagai dukun, penyair, penyihir, pengacau,
dan berbagai usulan lain, bahkan sebagai orang sinting. Walid menolak semua
usulan tersebut karena semua itu sangat jauh dengan kenyataan yang ada pada
pribadi dan perilaku Nabi SAW. Ketika mereka meminta usulan dari Walid, ia
meminta waktu tiga hari untuk memikirkannya.
Dalam
tiga hari tersebut, Walid bin Mughirah melakukan penyembahan kepada berhalanya,
Hubal secara intensif. Ia tidak makan, minum dan tidur, dan ia juga mengajak
anggota keluarganya melakukan hal yang sama. Ia juga memberikan persembahan
yang luar biasa. Setelah tiga hari, Walid berkata kepada Hubal, berhalanya,
"Demi penyembahan yang aku lakukan dalam tiga hari ini, beritahu aku
perihal Muhammad..!!" Saat itulah jin kafir yang bernama Musfir masuk ke
dalam berhala Hubal dan berkata, "Muhammad bukanlah Nabi, jangan kau
benarkan perkataannya……!!"
Dan
beberapa "nasehat" Musfir untuk Walid yang pada dasarnya
menjelek-jelekkan Nabi SAW. Walid sangat gembira, dan mengabarkan hal tersebut
kepada pemuka kafir Quraisy lainnya. Mereka mengundang Nabi SAW pada keesokan
harinya untuk berkumpul di halaman Ka'bah. Nabi SAW datang bersama Abdullah bin
Mas'ud. Ketika mereka telah berkumpul semua, mulailah Walid memberi persembahan
kepada berhalanya dan menanyakan seperti hari sebelumnya. Musfir segera masuk
ke dalam Hubal dan mengatakan perkataan seperti hari sebelumnya. Kaum kafir
Quraisy itu bersorak gembira. Ibnu Mas'ud bertanya kepada Nabi SAW, "Wahai
Rasulullah, apa yang dikatakan berhala tersebut?" "Tenanglah Abdullah,
sesungguhnya itu setan…"
Kembali
kepada Muhair bin Ahbar, begitu mendengar penjelasan istrinya, ia sangat marah.
Ia mencari jejak si Musfir dan mengejarnya hingga membawanya ke Makkah. Ia
berhasil menemukannya di antara Shafa dan Marwah dan membunuhnya di sana.
Nabi
SAW dalam perjalanan pulang dengan perasaan gundah dan sedih. Beliau tahu betul
bahwa semua itu adalah rekayasa setan terkutuk, tetapi bagaimana cara
meyakinkan mereka. Dalam kegundahan tersebut, tiba-tiba beliau bertemu
penunggang kuda berpakaian hijau, yang sedang menuntun kudanya mendekati
beliau. Setelah dekat, ia mengucapkan salam kepada beliau. Nabi SAW berkata,
"Siapa kamu? Salam yang kamu ucapkan sungguh terasa amat indah
bagiku?"
"Saya
dari bangsa jin, saya telah memeluk Islam sejak jaman Nabi Nuh AS……" Kata Muhair
bin Ahbar.
Mulailah
ia menceritakan pengalamannya sejak melihat istrinya menangis dan cerita
tentang beliau bersama Walid, juga pengejarannya terhadap Musfir. Ia juga
menceritakan kalau baru saja membunuh Musfir di antara Shafa dan Marwah,
kepalanya terpotong dan berada di kandang kuda, sedangkan badannya terbang di
antara shafa dan Marwah, menyerupai seekor kambing tanpa kepala. Ia juga
menunjukkan pedangnya yang masih berlumur darah Musfir.
Nabi
SAW amat gembira mendengar cerita Muhair tersebut, dan mendoakan kebaikan atas
apa yang dilakukannya. Beliau kemudian berkata, "Siapa namamu?"
"Muhair
bin Ahbar, saya tinggal di Gunung Tursina…!!"
Kemudian
Muhair berkata lagi, " Ya Rasulullah, apakah engkau tidak ingin aku
mengejek mereka lewat berhala-berhala mereka, sebagaimana mereka telah mengejek
engkau!!"
"Lakukan
saja kalau engkau suka…!!" Kata Nabi SAW.
Tampaknya
kaum kafir Quraisy masih “mabuk kemenangan" dengan peristiwa sebelumnya
sehingga mereka mengundang Nabi SAW untuk hadir dalam pertemuan yang sama
keesokan harinya. Mereka menghiasi Hubal dengan baju dan berbagai persembahan,
kemudian berkata, "Hai Hubal, betapa cerah penglihatanku hari ini jika engkau
mengejek Muhammad…!!"
Muhair
yang telah siap di tempat tersebut, segera masuk ke dalam Hubal dan
mengeluarkan perkataan yang sangat mengagetkan kaum kafir Quraisy, "Wahai
penduduk Makkah, ketahuilah bahwa Muhammad ini adalah Nabi yang haq, agamanya
benar, ia mengajak kepada jalan yang benar. Kalian semua dan berhala-berhala
kalian ini tidak ada gunanya, jika kalian tidak membenarkan dan mengimaninya,
kalian akan berada di neraka jahanam, kekal di dalamnya. Ikutilah Muhammad, ia
Nabi Allah, dan mahluk terbaik-Nya…!!"
Kaum
kafir Quraisy terlongong tak percaya, dari "bibir" berhala Hubal yang
sama, tetapi sangat jauh berbeda dengan perkataan kemarinnya. Abu Jahal segera
tanggap atas situasi tersebut, ia segera bangkit dan mengambil berhala Hubal,
kemudian membanting ke tanah hingga pecah berkeping-keping.
Nabi
SAW pulang dengan gembira. Beliau juga sempat memberikan nama baru buat Muhair,
yakni Abdullah bin Ahbar. Ibnu Ahbar sangat gembira dengan pemberian nama baru
oleh Nabi SAW tersebut, ia menyenandungkan syair untuk membanggakan nama
barunya dan perjuangannya membela Nabi SAW.
No comments:
Post a Comment